Negara (Antara Bali) - Jumlah warga Kabupaten Jembrana yang terkena abrasi bertambah, yang memaksa mereka harus mencari tempat tinggal baru.
"Sudah tidak bisa bertahan disini lagi. Terpaksa saya pindah, numpang di tanah saudara," kata Nenek Saena, warga Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, yang tempat tinggalnya hanya sekitar setengah meter dari air laut karena tergerus abrasi.
Bersama anak-anaknya serta tetangga sekitar, ia membongkar rumah bambu miliknya serta memilihi bahan-bahan yang masih bisa digunakan lagi.
Selain Saena, keputusan untuk pindah juga dilakukan Ahmad Ibrahim, warga lainnya yang bagian teras rumahnya diguyur air laut.
Agar bisa secepatnya pindah dari lokasi yang berbahaya tersebut, untuk sementara ia menumpang di rumah saudaranya yang tidak jauh dari tempat tinggalnya semula.
"Pelan-pelan saya akan membangun rumah lagi di lokasi yang berbeda. Yang penting sekarang pindah dulu, karena takut saat tidur rumah saya roboh," katanya.
Sebelum membongkar rumahnya, petugas PLN datang ke rumahnya guna mematikan aliran listrik ke rumah tersebut.
Selain Saena, Ahmad Ibrahim dan Amat Dewasa, yang sudah pindah sebelumnya, masih ada puluhan warga di lokasi tersebut yang rumahnya terancam abrasi.
Untuk mengatasi bencana tersebut, mereka berharap pemerintah segera turun tangan, atau memberikan bantuan material atau dana untuk mereka pindah.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Sudah tidak bisa bertahan disini lagi. Terpaksa saya pindah, numpang di tanah saudara," kata Nenek Saena, warga Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, yang tempat tinggalnya hanya sekitar setengah meter dari air laut karena tergerus abrasi.
Bersama anak-anaknya serta tetangga sekitar, ia membongkar rumah bambu miliknya serta memilihi bahan-bahan yang masih bisa digunakan lagi.
Selain Saena, keputusan untuk pindah juga dilakukan Ahmad Ibrahim, warga lainnya yang bagian teras rumahnya diguyur air laut.
Agar bisa secepatnya pindah dari lokasi yang berbahaya tersebut, untuk sementara ia menumpang di rumah saudaranya yang tidak jauh dari tempat tinggalnya semula.
"Pelan-pelan saya akan membangun rumah lagi di lokasi yang berbeda. Yang penting sekarang pindah dulu, karena takut saat tidur rumah saya roboh," katanya.
Sebelum membongkar rumahnya, petugas PLN datang ke rumahnya guna mematikan aliran listrik ke rumah tersebut.
Selain Saena, Ahmad Ibrahim dan Amat Dewasa, yang sudah pindah sebelumnya, masih ada puluhan warga di lokasi tersebut yang rumahnya terancam abrasi.
Untuk mengatasi bencana tersebut, mereka berharap pemerintah segera turun tangan, atau memberikan bantuan material atau dana untuk mereka pindah.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016