Denpasar (Antara Bali) - Ekspor berbagai jenis perhiasan (permata) dari Provinsi Bali senilai 6,11 juta dolar AS selama bulan Maret 2016, meningkat 25,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya (Februari 2016) sebesar 4,87 juta dolar AS.
"Namun perolehan devisa tersebut merosot 3,19 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, mengingat pada Maret 2015 menghasilkan devisa sebesar 6,31 juta dolar AS," kata Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Nyoman Subadri, di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, perolehan devisa dari ekspor perhiasan tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 12,89 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 47,44 juta dolar AS selama bulan Maret 2016.
Perolehan tersebut meningkat 17,64 persen dibandingkan bulan Februari 2016 yang tercatat 40,33 juta dolar AS.
Nyoman Subadri menambahkan, perhiasan dalam berbagai jenis dan bentuk untuk wanita hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat 22,31 persen, menyusul Singapura 20,82 persen dan Australia 19,04 persen.
Selain itu, juga menjangkau pasaran Jepang 1,58 persen, Prancis 1,60 persen, Hong Kong 10,24 persen, Spanyol 0,47 persen, Jerman 4,10 persen, Italia 3,07 persen, dan 16,78 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Nyoman Subadri menjelaskan, hasil perhiasan dibuat dalam berbagai bentuk rancang bangun (desain) yang ditekuni perajin Desa Celuk, Batubulan, Kabupaten Gianyar, selain menembus pasaran luar negeri juga sangat diminati turis selama liburan ke Pulau Dewata.
Hasil produksi sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu berupa aneka jenis perhiasan untuk wanita dari semua umur, seperti cincin, kalung, perhiasan telinga dan anggota tubuh lainnya.
Di Desa Celuk Kabupaten Gianyar terdapat sekitar 497 perajin perak yang berjejer di sepanjang jalan menuju kawasan Bali timur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Namun perolehan devisa tersebut merosot 3,19 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, mengingat pada Maret 2015 menghasilkan devisa sebesar 6,31 juta dolar AS," kata Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Nyoman Subadri, di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, perolehan devisa dari ekspor perhiasan tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 12,89 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 47,44 juta dolar AS selama bulan Maret 2016.
Perolehan tersebut meningkat 17,64 persen dibandingkan bulan Februari 2016 yang tercatat 40,33 juta dolar AS.
Nyoman Subadri menambahkan, perhiasan dalam berbagai jenis dan bentuk untuk wanita hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat 22,31 persen, menyusul Singapura 20,82 persen dan Australia 19,04 persen.
Selain itu, juga menjangkau pasaran Jepang 1,58 persen, Prancis 1,60 persen, Hong Kong 10,24 persen, Spanyol 0,47 persen, Jerman 4,10 persen, Italia 3,07 persen, dan 16,78 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Nyoman Subadri menjelaskan, hasil perhiasan dibuat dalam berbagai bentuk rancang bangun (desain) yang ditekuni perajin Desa Celuk, Batubulan, Kabupaten Gianyar, selain menembus pasaran luar negeri juga sangat diminati turis selama liburan ke Pulau Dewata.
Hasil produksi sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu berupa aneka jenis perhiasan untuk wanita dari semua umur, seperti cincin, kalung, perhiasan telinga dan anggota tubuh lainnya.
Di Desa Celuk Kabupaten Gianyar terdapat sekitar 497 perajin perak yang berjejer di sepanjang jalan menuju kawasan Bali timur. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016