Denpasar (Antara Bali) - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Pembangunan Daerah Bali belum memutuskan pembagian deviden atau laba bagi para pemegang saham di bank milik pemerintah daerah itu.
"Deviden belum diputuskan," kata Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Bali, I Made Sudja ditemui usai menghadiri RUPS di Kantor Gubernur Bali di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, belum diputuskannya pembagian deviden tersebut karena masih ada beragam pertimbangan dari pemegang saham saat pihaknya menawarkan besaran pembagian laba.
Namun pembagian laba dipastikan seperti tahun sebelumnya yakni sebesar 60 persen kepada pemegang saham dan 40 persen kepada bank atau perusahaan itu meskipun ada imbauan dari pemegang saham agar deviden dinaikkan.
"Pemda perlu dana. Ini (kenaikan deviden) baru imbauan tetapi kami hitung-hitung dulu `kan tidak bisa langsung," ucapnya.
Sementara itu Bupati Badung Nyoman Giri Prasta mengaku belum mau membicarkan deviden karena pihaknya masih fokus untuk pendalaman dalam RUPS.
"Deviden nanti dibicarkan. Kami lakukan pendalaman dulu," ucapnya.
Sebagai kabupaten dengan nilai saham terbesar yakni mencapai 46 persen, pihaknya juga ingin menambah saham atau modal.
Namun mantan Ketua DPRD Badung itu masih belum menyebutkan berapa besaran modal yang ingin ditambah.
Giri Prasta memberi sinyal bahwa penyertaan modal di BPD Bali tidak melebihi tahun sebelumnya yang mencapai Rp300 miliar.
"Yang penting kami ingin membangun Bali lewat BPD," katanya.
PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali membukukan laba bersih sebesar Rp476 miliar tahun 2015, angka yang diklaim positif di tengah lesunya ekonomi saat itu.
Bank pemerintah daerah itu mencatat aset selama 2015 meningkat mencapai Rp19,5 triliun atau melonjak 15,2 persen jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp16,9 triliun.
Total dana pihak ketiga yang dikumpulkan selama 2015 mencapai Rp14,7 triliun dan realisasi kredit yang melampaui target mencapai Rp14,4 triliun. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Deviden belum diputuskan," kata Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Bali, I Made Sudja ditemui usai menghadiri RUPS di Kantor Gubernur Bali di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, belum diputuskannya pembagian deviden tersebut karena masih ada beragam pertimbangan dari pemegang saham saat pihaknya menawarkan besaran pembagian laba.
Namun pembagian laba dipastikan seperti tahun sebelumnya yakni sebesar 60 persen kepada pemegang saham dan 40 persen kepada bank atau perusahaan itu meskipun ada imbauan dari pemegang saham agar deviden dinaikkan.
"Pemda perlu dana. Ini (kenaikan deviden) baru imbauan tetapi kami hitung-hitung dulu `kan tidak bisa langsung," ucapnya.
Sementara itu Bupati Badung Nyoman Giri Prasta mengaku belum mau membicarkan deviden karena pihaknya masih fokus untuk pendalaman dalam RUPS.
"Deviden nanti dibicarkan. Kami lakukan pendalaman dulu," ucapnya.
Sebagai kabupaten dengan nilai saham terbesar yakni mencapai 46 persen, pihaknya juga ingin menambah saham atau modal.
Namun mantan Ketua DPRD Badung itu masih belum menyebutkan berapa besaran modal yang ingin ditambah.
Giri Prasta memberi sinyal bahwa penyertaan modal di BPD Bali tidak melebihi tahun sebelumnya yang mencapai Rp300 miliar.
"Yang penting kami ingin membangun Bali lewat BPD," katanya.
PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali membukukan laba bersih sebesar Rp476 miliar tahun 2015, angka yang diklaim positif di tengah lesunya ekonomi saat itu.
Bank pemerintah daerah itu mencatat aset selama 2015 meningkat mencapai Rp19,5 triliun atau melonjak 15,2 persen jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp16,9 triliun.
Total dana pihak ketiga yang dikumpulkan selama 2015 mencapai Rp14,7 triliun dan realisasi kredit yang melampaui target mencapai Rp14,4 triliun. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016