Denpasar (Antara Bali) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Denpasar, Bali, mendorong seluruh masyarakat di daerah itu agar berperan aktif menjadi pendonor darah sukarela, sehingga ketersediaan semua jenis golongan darah tetap aman.

"Saya menilai keterlibatkan masyarakat menjadi pendonor darah sukarela baru mencapai 85 persen. Sedangkan, 15 persennya berasal dari pendonor darah pengganti, atau dari keluarga pasien yang membutuhkan darah," kata Kepala Markas PMI Kota Denpasar, I Nyoman Lantra, di Denpasar, Sabtu.

Ia mencatat, untuk jumlah permintaan semua jenis golongan darah di Rumah Sakit Daerah Wangaya Denpasar dan sejumlah rumah sakit swasta yang ada di daerah itu mencapai 4.000 kantong per bulan.

Apabila semua masyarakat terlibat menjadi pendonor darah sukarela, maka pihaknya optimis ketersediaan darah masing-masing rumah sakit itu tetap tersedia dan terpenuhi.

"Dalam satu bulan terakhir kami baru tercapai 85 persen menjaring pendonor darah sukarela (DDS)," katanya.

Oleh sebab itu, ia mengharapkan agar pendonor darah sukarela di Denpasar mengalami peningkatan mencapai 100 persen, bukan hanya menjadi pendonor darah pengganti.

Selain itu, pihaknya merangkul Universitas Negeri dan Swasta yang ada di Denpasar agar ikut serta menjadi relawan dan upaya ini disambut sangat antusias dalam kegiatan kebencanaan, pembiaan sukarela, perekrutan anggota baru.

"Hal ini secara berkesinambungan terus dilakukan dalam upaya merekrut sukarelawan PMI dari mahasiswa baru dimasing-masing kampus-kampus yang ada di Denpasar," katanya.

Kemudian, terkait kegiatan pelatihan nasional tanggap darurat dan penanggulangan bencana yang diusulkan KSR PMI Unwar patut mendapat apresiasi dan sudah dibentuk rencana kerjanya yang dituangkan dalam bentuk program.

"PMI Kota Denpasar selalu mendukung dan mendorong masing-masing unit KSR PMI dimasing-masing Universitas dalam program kemanusian," katanya.

Ia mengatakan, dukungan PMI Kota Denpasar dalam upaya itu, dengan menyiapkan fasilitator dalam menyampaikan materi tanggap darurat bencana yang didatangkan dari luar daerah dan unit terkait.

Ia mengakui, PMI sangat terbatas dana yang didapat dari APBD, sehingga program kerja yang sudah disusun selama kurun waktu satu tahun belum tercapai optimal karena minimnya anggaran.

"Kami juga sudah mengusulkan ke pemerintah agar meningkatkan bantuan dana, sehingga apa yang sudah menjadi program yang disusun dapar terealisasi," ujar Nyoman Lantra. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016