Denpasar (Antara Bali) - Importir Hongkong tercatat sebagai pembeli terbanyak perhiasan hasil perajin Bali untuk dijual kembali kepada masyarakat internasional yang datang sebagai wisatawan maupun dalam meningkatkan bisnisnya ke negeri itu.
"Hampir 25,59 persen perhiasan yang diproduksi perajin Bali diperuntukkan memenuhi pesanan dari Hongkong, menyusul Singapura 23,54 persen, ke Australia 17,29 persen dan Thailand 10,58 persen," kata seorang pengusaha kerajinan perak asal Gianyar, Wayan Widanta, Jumat.
Ia bersama pengrajin lainnya tetap berkreasi menciptakan aneka barang bernilai seni dan unik dengan rancangan bangun (disain) yang disesuaikan dengan budaya lokal untuk pasar ekspor, terutama memenuhi permintaan konsumen asal Hongkong.
Masyarakat internasional yang melakukan perjalanan wisata, namun belum berkesempatan datang ke Pulau Dewata bisa membeli hasil kerajinan Bali saat mereka singgah di Singapura, Hongkong maupun Thailand yang selama ini banyak juga membeli perhiasan daerah ini.
Wayan Widanta mengatakan, kreasi yang dibuat perajin belakangan ini disesuaikan dengan pesanan yang datang kepada pengrajin dan bentuknya sesuai dengan gambar yang ada bahkan banyak pula desain yang diberikan bisa diisi dengan arnamen lokal.
Muatan lokal juga banyak diisi sehingga aneka kerajinan itu kelihatan khas Bali seperti berupa binatang naga, ikan arwana dan berbagai jenis lainnya dari bahan baku kerang dipadukan dengan ukiran dari perak, begitu pula naga yang dibuat dari tembaga dilapisi perak.
"Aneka kerajinan berbahan baku kelopak bunga kelapa yang sudah kering, pinggirannya diisi hiasan ukiran perak supaya kelihatan antik dan unik diminati konsumen AS," kata dia yang hingga kini memiliki perajin dari berbagai keahlian di bengkel kerjanya di Gianyar.
Perajin Bali dinilai cukup kreatif dalam memproduksi mata dagangan bernilai seni dengan rancang bangun sesuai perkembangan zaman yang berisi muatan lokal memiliki ciri khas tersendiri sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri.
Pasar perhiasan perak menjangkau sekitar 61 negara di belahan dunia, pembeli dari Singapura kini semakin berkembang, tutur Wayan sambil menunjukkan disain berbagai jenis kerajinan berbahan baku kerang yang dipadukan dengan perak, mampu menguasai pasar luar negeri saat ini.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Bali selama Januari 2016 nilai perdagangan perhiasan daerah ini mencapai 5,4 juta dolar AS, naik 40,91persen jika dibandingkan periode yang sama 2015 hanya sebanyak 3,8 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Hampir 25,59 persen perhiasan yang diproduksi perajin Bali diperuntukkan memenuhi pesanan dari Hongkong, menyusul Singapura 23,54 persen, ke Australia 17,29 persen dan Thailand 10,58 persen," kata seorang pengusaha kerajinan perak asal Gianyar, Wayan Widanta, Jumat.
Ia bersama pengrajin lainnya tetap berkreasi menciptakan aneka barang bernilai seni dan unik dengan rancangan bangun (disain) yang disesuaikan dengan budaya lokal untuk pasar ekspor, terutama memenuhi permintaan konsumen asal Hongkong.
Masyarakat internasional yang melakukan perjalanan wisata, namun belum berkesempatan datang ke Pulau Dewata bisa membeli hasil kerajinan Bali saat mereka singgah di Singapura, Hongkong maupun Thailand yang selama ini banyak juga membeli perhiasan daerah ini.
Wayan Widanta mengatakan, kreasi yang dibuat perajin belakangan ini disesuaikan dengan pesanan yang datang kepada pengrajin dan bentuknya sesuai dengan gambar yang ada bahkan banyak pula desain yang diberikan bisa diisi dengan arnamen lokal.
Muatan lokal juga banyak diisi sehingga aneka kerajinan itu kelihatan khas Bali seperti berupa binatang naga, ikan arwana dan berbagai jenis lainnya dari bahan baku kerang dipadukan dengan ukiran dari perak, begitu pula naga yang dibuat dari tembaga dilapisi perak.
"Aneka kerajinan berbahan baku kelopak bunga kelapa yang sudah kering, pinggirannya diisi hiasan ukiran perak supaya kelihatan antik dan unik diminati konsumen AS," kata dia yang hingga kini memiliki perajin dari berbagai keahlian di bengkel kerjanya di Gianyar.
Perajin Bali dinilai cukup kreatif dalam memproduksi mata dagangan bernilai seni dengan rancang bangun sesuai perkembangan zaman yang berisi muatan lokal memiliki ciri khas tersendiri sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri.
Pasar perhiasan perak menjangkau sekitar 61 negara di belahan dunia, pembeli dari Singapura kini semakin berkembang, tutur Wayan sambil menunjukkan disain berbagai jenis kerajinan berbahan baku kerang yang dipadukan dengan perak, mampu menguasai pasar luar negeri saat ini.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Bali selama Januari 2016 nilai perdagangan perhiasan daerah ini mencapai 5,4 juta dolar AS, naik 40,91persen jika dibandingkan periode yang sama 2015 hanya sebanyak 3,8 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016