Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan asuransi dunia Sun Life Financial mengembangkan pasarnya di Indonesia dengan menginvestasikan sekitar 40 juta dolar AS tahun ini salah satunya untuk mendidik agen guna mendongkrak penetrasi asuransi.
"Jumlah populasi yang besar, GDP dan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang terus bertumbuh membuat kami sangat tertarik dengan potensi Indonesia," kata Presiden Sun Life Financial Asia, Kevin Strain di Denpasar, Kamis.
Meski ekonomi dunia mengalami pelambatan, namun potensi di Indonesia yang besar dan keberadaan di industri asuransi tersebut selama hampir 120 tahun di Asia dan 20 tahun di Indonesia membuat perusahan yang berbasis di Kanada itu optimistis dengan pasar di Tanah Air.
"Justru saat ekonomi melemah, nasabah perlu proteksi," ucap pria yang mengagumi budaya Bali itu.
Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Elin Waty menambahkan bahwa jumlah agen asuransi dari perusahaan tersebut saat ini mencapai 10 ribu orang atau melonjak 11 persen dibandingkan tahun lalu.
Meski jumlah agen melonjak, namun pertumbuhan literasi asuransi di masyarakat masih tergolong rendah.
Di Provinsi Bali misalnya meski dikenal sebagai daerah pariwisata dunia yang potensial menumbuhkan industri asuransi, namun tingkat kesadaran memiliki asuransi masih rendah.
Elin mengutip data Otoritas Jasa Keuangan yang mengungkapkan bahwa baru 20 persen penduduk di Bali memiliki asuransi.
"Minimnya jumlah agen asuransi yang berkualitas tinggi disinyalir sebagai salah satu penyebab rendahnya penetrasi asuransi," ujar Elin.
Untuk itu, pihaknya membuka pusat pengembangan dan rekrutmen agen asuransi (ARDC) yang berlokasi di Jalan Puputan Renon, Denpasar.
Lebih dari tiga ribu agen akan dibekali dengan pelatihan khusus dalam memberikan saran keuangan di kantor yang baru diresmikan tersebut.
Secara nasional, Elin lebih lanjut mengungkapkan bahwa Bali berkontribusi cukup tinggi di perusahaan tersebut yakni 28 persen premi baru dari produk keseluruhan selama tahun 2015.
"Dengan adanya kantor ini kami harapkan ada peningkatan lebih besar," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Jumlah populasi yang besar, GDP dan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang terus bertumbuh membuat kami sangat tertarik dengan potensi Indonesia," kata Presiden Sun Life Financial Asia, Kevin Strain di Denpasar, Kamis.
Meski ekonomi dunia mengalami pelambatan, namun potensi di Indonesia yang besar dan keberadaan di industri asuransi tersebut selama hampir 120 tahun di Asia dan 20 tahun di Indonesia membuat perusahan yang berbasis di Kanada itu optimistis dengan pasar di Tanah Air.
"Justru saat ekonomi melemah, nasabah perlu proteksi," ucap pria yang mengagumi budaya Bali itu.
Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Elin Waty menambahkan bahwa jumlah agen asuransi dari perusahaan tersebut saat ini mencapai 10 ribu orang atau melonjak 11 persen dibandingkan tahun lalu.
Meski jumlah agen melonjak, namun pertumbuhan literasi asuransi di masyarakat masih tergolong rendah.
Di Provinsi Bali misalnya meski dikenal sebagai daerah pariwisata dunia yang potensial menumbuhkan industri asuransi, namun tingkat kesadaran memiliki asuransi masih rendah.
Elin mengutip data Otoritas Jasa Keuangan yang mengungkapkan bahwa baru 20 persen penduduk di Bali memiliki asuransi.
"Minimnya jumlah agen asuransi yang berkualitas tinggi disinyalir sebagai salah satu penyebab rendahnya penetrasi asuransi," ujar Elin.
Untuk itu, pihaknya membuka pusat pengembangan dan rekrutmen agen asuransi (ARDC) yang berlokasi di Jalan Puputan Renon, Denpasar.
Lebih dari tiga ribu agen akan dibekali dengan pelatihan khusus dalam memberikan saran keuangan di kantor yang baru diresmikan tersebut.
Secara nasional, Elin lebih lanjut mengungkapkan bahwa Bali berkontribusi cukup tinggi di perusahaan tersebut yakni 28 persen premi baru dari produk keseluruhan selama tahun 2015.
"Dengan adanya kantor ini kami harapkan ada peningkatan lebih besar," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016