Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar pemutaran film mengusung tema "Seputar Film Animasi" selama dua hari, 21-22 Januari 2016.
"Pemutaran film kali ini bekerja sama dengan Udayana Science Club, Konsulat Jenderal Jepang, Japan Foundation, Alliance Francaise Bali serta Goethe Institut," kata Penata Acara tersebut Juwitta K. Lasut di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, film-film animasi yang disuguhkan memiliki sejarah yang panjang, diproduksi sejak abad ke-20 oleh pembuat film di Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Rusia. dan Jepang.
Jepang sendiri telah mengawali produksi film "anime" yang populer pada tahun 1913, sementara di Indonesia, film animasi mulai dikembangkan tahun 1963 oleh seniman Dukut Hendronoto (Pak Ook).
Sejalan tematik sinema tersebut, film-film yang diputar bukan semata menghadirkan animasi yang dekat dengan dunia anak serta kisah-kisah imajinatif nan heroik, namun juga diputar film animasi bersejarah dari Jerman.
Menurut Juwitta K. Lasut sinema animasi Jerman yang akan diputar di BBB merupakan kompilasi film yang menggambarkan sejarah perkembangan animasi di Jerman pada tahun 20-an hingga 30-an.
Sinema Jerman berjudul "Animierte Avantgarde" berdurasi 68 menit, masih hitam putih, namun secara teknik animasi, cara penceritaan serta musik yang dihadirkan terbilang sangat menarik.
"Kompilasi film tersebutterdiri dari enam judul, antara lain Rhythmus 21 (1921-23, Hans Richter), Opus II (1921, Walther Ruttmann), Symphonie Diagonale (1921-25, Viking Eggeling), Tnende Handschrift I, II und III,(1932, Rudolf Pfenninger), L�id�e (1932, Berthold Bartosch) dan Carmen (1933, Lotte Reiniger)," ujarnya.
Film tersebut mencakup seleksi karya unggulan dan karya langka dari zaman keemasan film animasi Jerman.
Selain animasi Jerman, diputar pula film Prancis "Raining Cats and Frogs dan Yellowbird", serta sinema Jepang "The Voices of Distant Star" dan "The Garden of Words" yang keduanya disutradarai oleh Makoto Shinkai.
Menurut Vanesa Martida, pelaksana acara pemutaran film, sinema-sinema terpilih kali ini meraih berbagai penghargaan internasional seperti "Raining Cats and Frogs" (La Prophetie des Grenouille) yang mendapat penghargaan Film Fiksi Terbaik; Crystal Bear Special Mention di Berlin International Film Festival 2004. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pemutaran film kali ini bekerja sama dengan Udayana Science Club, Konsulat Jenderal Jepang, Japan Foundation, Alliance Francaise Bali serta Goethe Institut," kata Penata Acara tersebut Juwitta K. Lasut di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, film-film animasi yang disuguhkan memiliki sejarah yang panjang, diproduksi sejak abad ke-20 oleh pembuat film di Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Rusia. dan Jepang.
Jepang sendiri telah mengawali produksi film "anime" yang populer pada tahun 1913, sementara di Indonesia, film animasi mulai dikembangkan tahun 1963 oleh seniman Dukut Hendronoto (Pak Ook).
Sejalan tematik sinema tersebut, film-film yang diputar bukan semata menghadirkan animasi yang dekat dengan dunia anak serta kisah-kisah imajinatif nan heroik, namun juga diputar film animasi bersejarah dari Jerman.
Menurut Juwitta K. Lasut sinema animasi Jerman yang akan diputar di BBB merupakan kompilasi film yang menggambarkan sejarah perkembangan animasi di Jerman pada tahun 20-an hingga 30-an.
Sinema Jerman berjudul "Animierte Avantgarde" berdurasi 68 menit, masih hitam putih, namun secara teknik animasi, cara penceritaan serta musik yang dihadirkan terbilang sangat menarik.
"Kompilasi film tersebutterdiri dari enam judul, antara lain Rhythmus 21 (1921-23, Hans Richter), Opus II (1921, Walther Ruttmann), Symphonie Diagonale (1921-25, Viking Eggeling), Tnende Handschrift I, II und III,(1932, Rudolf Pfenninger), L�id�e (1932, Berthold Bartosch) dan Carmen (1933, Lotte Reiniger)," ujarnya.
Film tersebut mencakup seleksi karya unggulan dan karya langka dari zaman keemasan film animasi Jerman.
Selain animasi Jerman, diputar pula film Prancis "Raining Cats and Frogs dan Yellowbird", serta sinema Jepang "The Voices of Distant Star" dan "The Garden of Words" yang keduanya disutradarai oleh Makoto Shinkai.
Menurut Vanesa Martida, pelaksana acara pemutaran film, sinema-sinema terpilih kali ini meraih berbagai penghargaan internasional seperti "Raining Cats and Frogs" (La Prophetie des Grenouille) yang mendapat penghargaan Film Fiksi Terbaik; Crystal Bear Special Mention di Berlin International Film Festival 2004. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016