Gianyar (Antara Bali) - Kelompok Putri Toga Turus Lumbung Puri Damai di Kecamatan Ubud, Gianyar, mendirikan sekolah setingkat PAUD dan TK berbasis alam dan membiasakan anak-anak belajar di bawah pohon-pohonan.

"Saya mendirikan sekolah setingkat PAUD dan TK berbasis alam sejak beberapa tahun lalu. Para guru biasa mengajak anak-anak belajar di bawah pohon, dan berlatih mengenali angka dengan menghitung jumlah daun, ranting atau bunga," kata Ida Ayu Rusmarini, pendiri sekolah alam sekaligus penggagas berdirinya kelompok Putri Toga Turus Lumbung Puri Damai di Desa Singakerta, Minggu.

Sekolah alam itu didirikan di Banjar Tunon, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Pendirian sekolah alam ini, agar anak-anak mendapat pembekalan pengetahuan serta melewati proses tumbuh kembang dalam keseimbangan dan keselarasan bersama lingkungan. Hal ini yang melatari sehingga proses pembelajaran sering kali dilakukan di luar ruang kelas.

Menurut wanita yang akrab dipanggil Dayu ini, ketika anak-anak belajar di bawah pepohonan, menghirup udara yang bersih, dan mengamati secara langsung anatomi tumbuh-tumbuhan, ternyata membuat mereka dapat belajar dengan cepat dan lebih gampang memahami, ketika diberikan materi pelajaran pengetahuan alam.

"Saya memang ingin mengajak masyarakat untuk kembali kepada lingkungan. Melalui anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, kecintaan pada lingkungan ini ditumbuhkan, sehingga akan berkesinambungan pada generasi berikutnya," ujar ibu dari tiga putra-putri ini.

Dayu menyatakan, murid yang terdaftar pada sekolah alam ini berjumlah lebih dari 60 siswa. Dia berharap, suatu saat nanti bisa membangun pendidikan berbasis alam pada tingkat yang lebih tinggi, karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat.

Anak-anak yang menunjukkan gejala autis, lanjut Dayu mencontohkan, setelah diberi detoks melalui daun-daunan yang mengandung obat tradisional, kondisinya menjadi membaik secara signifikan.

Sementara itu, guru-guru yang menjadi pendidik di sekolah, semula merupakan sejumlah ibu rumah tangga yang bekerja menjadi buruh tani di Banjar Tunon. Setelah menjalani pendidikan, ibu-ibu tersebut kini menjalani profesi baru sebagai guru di sekolah alam.

Dayu melanjutkan, sedangkan pembentukan kelompok Putri Toga Turus Lambung Puri Damai dilakukan pada tahun 1997. Anggota kelompok yang kini berjumlah 150 perempuan ini, dibina untuk mengenali ciri-ciri dan khasiat beragam tanaman, serta mengolahnya sebagai obat tradisional.

"Saya sudah lama mengumpulkan koleksi tanaman obat, langka dan tumbuhan upakara. Jumlahnya sekarang sekitar 600 jenis tumbuhan, dan ditanam di beberapa lahan," ujarnya.

Pasien yang datang ke Puri Damai, akan mendapat terapi pengobatan dengan berbagai bahan dari tanaman obat, seperti tumbuhan keladi tikus, kumis kucing, tapak dara, pegagan dan lainnya, sesuai dengan jenis penyakit yang diderita. Tak hanya pasien lokal, sesekali orang asing pun memilih berobat ke Puri Damai ketika merasakan ada gangguan kesehatan pada tubuhnya.

Belakangan ini, ujar Dayu, beberapa dokter malah melakukan studi di Puri Damai untuk melengkapi pengetahuan obat-obatan yang berbahan baku dari alam. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Tri Vivi Suryani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016