Singaraja (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Buleleng, Bali menyebutkan debit air di daerah itu mengalami penurunan sekitar 20 persen lebih akibat kekeringan berkepanjangan.

"Debit air kini hanya sekitar 511 liter per detik, padahal sebelumnya mencapai sekitar 648 liter pe detik dalam tataran normal," kata Dirut PDAM Buleleng, Nyoman Lestariana di Singaraja, Senin.

Ia menjelaskan, penurunan debit air terjadi di 13 mata air dan 36 sumur dalam di beberapa wilayah kabupaten terluas di Pulau Dewata itu.

Lestariana menambahkan, penurunan debit air rutin terjadi di musim kemarau. "Tetapi kali ini penurunan debir air cukup signifikan karena musim kemarau lebih panjang, padahal hujan semestinya sudah turun sejak beberapa waktu yang lalu," imbuhnya.

Ia menambahkan, pihaknya mencatat akibat kekeringan itu beberapa daerah utamanya di wilayah kota Singaraja mengalami gangguang pelayanan.

"Beberapa daerah mengalami gangguan seperti di daerah Sukasada, Sangset, Bantang Banua, Bakung, Liligundi, Paket agung, Kendran, Banyuning, Penarukan dan beberapa wilayah lainnya," kata dia sembari menyatakan saat ini PDAM melayani sekitar 43 ribu pelanggan tersebar di wilayah kota dan beberapa kecamatan.

Selain itu, ia berharap masyarakat yang menjadi pelanggan PDAM Buleleng agar menampung air di luar beban puncak di pagi dan sore hari. "Biasanya kalau beban puncak debir air mengecil, jadi mesti diakali dengan menampung air di luar jam itu," imbuhnya.

Di sisi lain, untuk mendukung kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, pihaknya juga menyiapkan beberapa mobil tangki berukuran besar untuk menyalurkan air di beberapa desa terdampak kekeringan terutama di wilayah Kecamatan Tejakula.

"Kami juga menjalin kerja sama dengan BPBD Provinsi, kadang juga air diambil di mata air kami di daerah Air Sanih yang memiliki debit air cukup besar," imbuhnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015