Denpasar  (Antara Bali) - Penyaluran kredit bank umum di Bali pada triwulan II-2015 secara komulatif mencapai Rp59,7 triliun, mengalami perlambatan seiring dengan pertumbuhan perekonomian di daerah ini dalam kurun waktu tersebut.

"Perlambatan pertumbuhan kredit Provinsi Bali, sejalan dengan perkembangan kredit nasional, disamping adanya tren peningkatan suku bunga bank," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Rabu.

Dalam laporan kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Bali triwulan II-2015 menyebutkan bahwa, kondisi tersebut diperparah dengan menurunnya daya beli masyarakat seiring dengan peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif tenaga listrik beberapa waktu yang lalu.

Ia mengatakan, sebagian besar kredit yang disalurkan berupa modal kerja dengan andil mencapai 39,76 persen atau sebesar Rp23,76 triliun, tumbuh sebesar 11,62 persen (yoy) lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 14,77 persen (yoy).

Pinjaman produktif lainnya yakni kredit investasi yang pada triwulan II 2015 mencapai Rp13,8 triliun, atau 23,21 persen dari total kredit, mampu tumbuh sebesar 16,62 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2014 yang tumbuh sebesar 20,04 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit investasi tertahan seiring dengan ketidakpastian pasar yang cenderung menghambat keputusan investasi. Sementara kredit konsumsi tumbuh stabil dari 12,70 persen (yoy) dengan nominal sebesar Rp22,13 triliun pada triwulan II-2015.

Menyinggung masalah rasio kredit bermasalah atau biasa dikenal dengan Non Performing Loan (NPL) Provinsi Bali tercatat hanya 1,91 persen atau pada triwulan II- 2015, menunjukkan peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,34 persen.(APP)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Adi Purnama Putra


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015