Denpasar (Antara Bali) - Ketua Bali Coruption Watch (BCW) Bali Putu Wirata Dwikora meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyelidiki proyek pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Desa Ungasan, Kabupaten Badung, Bali, karena sudah lama tak kunjung rampung.

"Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus turun ke lapangan untuk menyelidiki pembangunan kawasan GWK tersebut, karena ada dugaan banyak penyimpangan di megaproyek tersebut," katanya di Denpasar, Senin.

Ia menduga pembangunan GWK yang telah berjalan sekitar 16 tahun sampai saat ini menjadi tidak jelas. Rencana awal dari "masterplan" adalah pertama membangun patung GWK. Namun sampai sekarang tak kunjung selesai.

"Sudah saatnya KPK turun ke megaproyek GWK untuk menyelidiki penyimpangan yang terjadi di sana. Saya yakin KPK peka terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Terlebih objek wisata GWK sudah terkenal di mancanegara," ucapnya.

Wirata Dwikora berharap, jika ada pelanggaran hukum dan dugaan korupsi di proyek GWK, maka pihak-pihak terkait harus diperiksa.

"Banyak uang mengendap di proyek itu, ada baiknya KPK mengusut, kemana saja saham-saham di GWK selama ini? Kemana saja aliran bantuan dana dan material yang diberikan selama pembangunan proyek ini. Apa sudah diaudit? Kenapa patung tidak rampung hingga sekarang?," ucapnya.

Senada dengan Wirata Dwikora, tokoh budaya dan spiritual Bali, Gusti Ngurah Harta juga meminta KPK turun ke proyek GWK untuk menelusuri dugaan korupsi di sana.

"Ada banyak uang di proyek itu, KPK harus turun untuk memeriksanya. Jika ada dugaan korupsi maka harus ditindak tegas, katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015