Denpasar (Antara) - Perusahaan Daerah Bali mengusulkan pada pemerintah provinsi setempat agar diberi kewenangan untuk turut mengelola Taman Budaya (Art Center) supaya bisa mendatangkan pendapatan yang lebih optimal.
"Jika usulan kami ini disetujui, tentunya kami akan mengelola Taman Budaya itu di luar kegiatan Pesta Kesenian Bali yang memang telah rutin digelar setiap tahun," kata Direktur Utama Perusda Bali Nyoman Baskara, di Denpasar, Senin.
Meskipun ingin mengelola Taman Budaya, dia menegaskan, tidak ada niatan pihaknya untuk menguasai Taman Budaya yang selama ini sudah ada Unit Pelayanan Terpadunya (UPT), apalagi semata-mata hanya melihat dari sisi komersial. Perusda Bali malah akan menggandeng UPT Taman Budaya dan terkait teknisnya bisa dikoordinasikan lebih lanjut.
"Yang paling penting, kehadiran kami di situ justru untuk meningkatkan apresiasi terhadap seniman dan juga mengapresiasi seniman. Saat ini, banyak sekali seniman besar maupun maestro yang tidak dikenal oleh generasi muda. Lewat pengelolaan Taman Budaya yang lebih baik, kita juga bisa membuat para seniman menjadi lebih sejahtera," ucapnya.
Mengapa demikian, tambah dia, karena nantinya bagi pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan seni akan dikenakan tiket masuk dan juga pihaknya akan menggandeng kalangan pariwisata untuk menjadikan Taman Budaya sebagai paket wisata prioritas bagi wisatawan yang berekreasi ke Bali.
"Tentunya tiket masuk yang dikenakan itu disesuaikan dengan regulasi yang sudah ada, maupun jenis pementasannya. Dari hasil pendapatan itu, nantinya akan diberikan untuk para seniman yang pentas. Demikian juga dengan seniman yang bisa pentas di Taman Budaya akan diseleksi oleh tim kurator karena merekalah yang lebih mengerti," ujarnya.
Menurut Baskara, meskipun akan ada tiket masuk ke Taman Budaya, nantinya masih ada kebijaksanaan juga misalnya untuk rombongan pelajar.
Dia meyakini dengan kondisi masyarakat Bali yang sudah semakin cerdas, mereka tidak akan takut untuk membayar kalau penataan Taman Budaya menjadi lebih baik dan seniman yang ditampilkan juga berkualitas.
Pihaknya juga mengusulkan agar di Taman Budaya juga ada pemandu wisata khusus sehingga mereka itu bisa menjelaskan dengan benar pada wisatawan. Di samping di sana juga bisa digelar pameran UMKM, pameran dari sang maestro dan sebagainya. "Intinya melalui Art Center ini, kami ingin menjadikannya sebagai pintu gerbang untuk mengenali Bali sesungguhnya," katanya.
Hal senada dikemukakan Direktur Teknis dan Akuisisi Perusda Bali Wayan Tana. Menurut dia, dengan adanya tiket masuk itu sekaligus untuk mengetahui tingkat kunjungan ke Taman Budaya.
"Terkait seniman yang akan tampil, kami yang akan mengaturnya, mana yang menjadi pementasan harian, mingguan dan sebagainya. Intinya kami berupaya agar setiap harinya ada aktivitas berkesenian. Termasuk nantinya akan ada pentas budaya bagi anak-anak maupun remaja," ucapnya.
Tana mengatakan sasaran kunjungan tidak sebatas wisatawan mancanegara, tetapi juga wisatawan domestik karena kondisinya sekarang mereka juga sangat kuat ketertarikannya untuk mengenali budaya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Jika usulan kami ini disetujui, tentunya kami akan mengelola Taman Budaya itu di luar kegiatan Pesta Kesenian Bali yang memang telah rutin digelar setiap tahun," kata Direktur Utama Perusda Bali Nyoman Baskara, di Denpasar, Senin.
Meskipun ingin mengelola Taman Budaya, dia menegaskan, tidak ada niatan pihaknya untuk menguasai Taman Budaya yang selama ini sudah ada Unit Pelayanan Terpadunya (UPT), apalagi semata-mata hanya melihat dari sisi komersial. Perusda Bali malah akan menggandeng UPT Taman Budaya dan terkait teknisnya bisa dikoordinasikan lebih lanjut.
"Yang paling penting, kehadiran kami di situ justru untuk meningkatkan apresiasi terhadap seniman dan juga mengapresiasi seniman. Saat ini, banyak sekali seniman besar maupun maestro yang tidak dikenal oleh generasi muda. Lewat pengelolaan Taman Budaya yang lebih baik, kita juga bisa membuat para seniman menjadi lebih sejahtera," ucapnya.
Mengapa demikian, tambah dia, karena nantinya bagi pengunjung yang ingin menyaksikan pertunjukan seni akan dikenakan tiket masuk dan juga pihaknya akan menggandeng kalangan pariwisata untuk menjadikan Taman Budaya sebagai paket wisata prioritas bagi wisatawan yang berekreasi ke Bali.
"Tentunya tiket masuk yang dikenakan itu disesuaikan dengan regulasi yang sudah ada, maupun jenis pementasannya. Dari hasil pendapatan itu, nantinya akan diberikan untuk para seniman yang pentas. Demikian juga dengan seniman yang bisa pentas di Taman Budaya akan diseleksi oleh tim kurator karena merekalah yang lebih mengerti," ujarnya.
Menurut Baskara, meskipun akan ada tiket masuk ke Taman Budaya, nantinya masih ada kebijaksanaan juga misalnya untuk rombongan pelajar.
Dia meyakini dengan kondisi masyarakat Bali yang sudah semakin cerdas, mereka tidak akan takut untuk membayar kalau penataan Taman Budaya menjadi lebih baik dan seniman yang ditampilkan juga berkualitas.
Pihaknya juga mengusulkan agar di Taman Budaya juga ada pemandu wisata khusus sehingga mereka itu bisa menjelaskan dengan benar pada wisatawan. Di samping di sana juga bisa digelar pameran UMKM, pameran dari sang maestro dan sebagainya. "Intinya melalui Art Center ini, kami ingin menjadikannya sebagai pintu gerbang untuk mengenali Bali sesungguhnya," katanya.
Hal senada dikemukakan Direktur Teknis dan Akuisisi Perusda Bali Wayan Tana. Menurut dia, dengan adanya tiket masuk itu sekaligus untuk mengetahui tingkat kunjungan ke Taman Budaya.
"Terkait seniman yang akan tampil, kami yang akan mengaturnya, mana yang menjadi pementasan harian, mingguan dan sebagainya. Intinya kami berupaya agar setiap harinya ada aktivitas berkesenian. Termasuk nantinya akan ada pentas budaya bagi anak-anak maupun remaja," ucapnya.
Tana mengatakan sasaran kunjungan tidak sebatas wisatawan mancanegara, tetapi juga wisatawan domestik karena kondisinya sekarang mereka juga sangat kuat ketertarikannya untuk mengenali budaya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015