Negara (Antara Bali) - Petani di Kabupaten Jembrana yang gagal panen, tidak mendapatkan bantuan dengan pertimbangan, sudah banyak program untuk membantu mereka.

"Tahun 2011 ada bantuan untuk petani gagal panen dari APBN, tapi setelah itu tidak ada lagi," kata Kepala Dinas Kehutanan, Pertanian Dan Perkebunan Jembrana Ketut Wiratma, di Negara, Rabu.

Menurutnya, saat ada petani gagal panen, pihaknya hanya mendata lalu melaporkan ke dinas terkait di provinsi, ditembuskan ke pusat dengan harapan mendapatkan bantuan.

Namun ia mengakui, sangat kecil kemungkinan ada bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat untuk petani gagal panen, sementara dari APBD Jembrana juga tidak dialokasikan.

"Dari APBD kami hanya alokasikan dana untuk membeli gabah petani saat panen raya, agar harga tidak anjlok. Kalau untuk proses tanam seperti gagal panen, tidak ada alokasi dana untuk itu," ujarnya.

Meskipun tidak mendapatkan dana pengganti saat gagal panen, menurutnya, sudah cukup banyak program bantuan untuk petani dalam bentuk lainnya, seperti subsidi pupuk hingga benih.

Sementara untuk mencegah kegagalan panen, ia mengatakan, petugas penyuluh dari dinasnya terus memantau perkembangan di lapangan, termasuk melakukan pengendalian hama.

"Pengendalian hama secara massal cukup efektif untuk mencegah gagal panen, karena faktor itulah yang menjadi penyebab utama petani Jembrana gagal panen," katanya.

Meskipun tidak memberikan bantuan untuk petani gagal panen, dari data yang ia sebutkan, hasil panen padi di Jembrana cukup tinggi mencapai 6,9 ton perhektare pada tahun 2014.

Dengan luas lahan sekitar 6.835 hektare, menurutnya, setiap tahun diperoleh 36 ribu ton gabah, yang jika dibandingkan dengan kebutuhan penduduk lokal masih terjadi surplus beras 400 ton.

"Tahun ini target paling rendah kami bisa mempertahankan capaian tahun sebelumnya. Tapi upaya untuk meningkatkan hasil panen juga dilakukan, seperti melakukan perbaikan bendungan maupun irigasi," katanya.

Menurutnya, ada sebagian wilayah di Kabupaten Jembrana yang petaninya bisa panen hingga dua kali setahun, tapi ada juga yang hanya satu kali.

"Yang panen satu kali itu karena kesulitan air. Kalau suplai air bisa ditingkatkan dan seluruh petani bisa panen dua kali setahun, produksi beras Jembrana akan naik cukup signifikan," ujarnya.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015