Denpasar (Antara Bali) - Bali menghasilkan jagung sebanyak 40.613 ton pipilan kering selama tahun 2014 menurun 16.960 ton atau 29,43 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 23,653 ton.
"Produksi tersebut sesuai angka sementara (Asem) 2014, di mana penurunan produksi itu terjadi disemua subround," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali , Panasunan Siregar di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, produksi jagung pada subround I periode Januari-April 2014 menurun sebesar 12.221 ton pipilan kering atau 27,09 persen. Berkurangnya produksi tersebut menyusul pada subround II (Mei-Agustus) sebesar 2.751 pipilan kering atau 51,19 persen serta subround III (September-Desember) sebesar 1.968 ton pipilan kering atau 28,02 persen.
Panasunan Siregar menjelaskan, berkurangnya produksi jagung relatif tinggi terjadi di Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali yang mencapai 174 ton pipilan kering atau mencapai 63,05 persen. Menurunnya produksi jagung di Pulau Dewata akibat adanya pengurangan luas panen yang mencapai 1.538 hektare atau 8,44 persen serta produktivitas 7,25 kuintal/hektare (22,95 persen).
Panasunan Siregar menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan berkurangnya luas panen antara lain menurunnya luas tanam pada bulan Mei 2014 28 hektare (4,46 persen) dan luas tanam bulan September 2014 237 hektare (33,81 persen). Selain itu semakin menurunnya luas tanaman jagung akibat alih penanaman untuk komoditas tanaman kehutanan seperti kayu jati, gamelia dan tanaman keras lainnya seperti yang banyak terjadi di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, ujar Panasunan Siregar.
Hal yang tidak kalah penting lainnya petani jagung memanen tanamannya pada buah muda untuk jagung rebus dan jagung bakar untuk konsumen di objek-objek wisata maupun pantai di Bali. Petani jagung yang khusus melakukan panen muda kebanyakan di Kabupaten Klungkung, Badung dan Kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Produksi tersebut sesuai angka sementara (Asem) 2014, di mana penurunan produksi itu terjadi disemua subround," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali , Panasunan Siregar di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, produksi jagung pada subround I periode Januari-April 2014 menurun sebesar 12.221 ton pipilan kering atau 27,09 persen. Berkurangnya produksi tersebut menyusul pada subround II (Mei-Agustus) sebesar 2.751 pipilan kering atau 51,19 persen serta subround III (September-Desember) sebesar 1.968 ton pipilan kering atau 28,02 persen.
Panasunan Siregar menjelaskan, berkurangnya produksi jagung relatif tinggi terjadi di Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali yang mencapai 174 ton pipilan kering atau mencapai 63,05 persen. Menurunnya produksi jagung di Pulau Dewata akibat adanya pengurangan luas panen yang mencapai 1.538 hektare atau 8,44 persen serta produktivitas 7,25 kuintal/hektare (22,95 persen).
Panasunan Siregar menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan berkurangnya luas panen antara lain menurunnya luas tanam pada bulan Mei 2014 28 hektare (4,46 persen) dan luas tanam bulan September 2014 237 hektare (33,81 persen). Selain itu semakin menurunnya luas tanaman jagung akibat alih penanaman untuk komoditas tanaman kehutanan seperti kayu jati, gamelia dan tanaman keras lainnya seperti yang banyak terjadi di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, ujar Panasunan Siregar.
Hal yang tidak kalah penting lainnya petani jagung memanen tanamannya pada buah muda untuk jagung rebus dan jagung bakar untuk konsumen di objek-objek wisata maupun pantai di Bali. Petani jagung yang khusus melakukan panen muda kebanyakan di Kabupaten Klungkung, Badung dan Kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015