Jakarta (Antara Bali) - Sebagian masyarakat menganggap wajar harga BBM bersubsidi diturunkan karena menurut mereka harga minyak dunia juga sedang turun.
"Sebenarnya saya tidak terlalu ambil pusing soal harga BBM naik atau turun. Tapi, kalau saat ini turun, mungkin sudah sepatutnya, karena harga minyak dunia sedang turun juga," ujar Haruadi, seorang PNS, melalui pesan elektronik di Jakarta, Kamis.
Hal senada disampaikan Wan Adi Baramega, PNS lainnya, yang menyebut penurunan harga BBM bersubsidi adalah bukti pemerintah tidak menutup mata terhadap fluktuasi harga minyak dunia.
"Menurut saya bagus harga BBM bersubsidi turun. Setidaknya pemerintah tidak tutup mata mengenai masalah fluktuasi harga minyak dunia," ujar Wan Adi Baramega.
Namun, masyarakat juga mempertanyakan harga sembako dan tarif angkutan umum yang terlanjur naik ketika harga BBM dinaikkan beberapa waktu lalu.
"Turunnya harga BBM bersubsidi belum tentu diikuti penurunan harga kebutuhan lainnya, misalnya transportasi umum dan sembako," ujar Farhan Ardzi, seorang pegawai swasta.
Menurut Farhan, seharusnya penurunan harga BBM bersubsidi diikuti dengan turunnya harga sembako, yang dapat diwujudkan dengan pengawasan dari pemerintah.
Pegawai bank swasta, Yody Ali Mangkutana, menambahkan, rakyat kritis terhadap kebijakan pemerintah, sehingga akan banyak yang mempertanyakan jika harga sembako dan tarif angkutan umum masih tetap sama dengan saat harga BBM dinaikkan.
"Menurut saya, kalau harga BBM sudah turun, pasti yang lain bisa ikut turun, kalau tidak, pasti banyak keluhan dari masyarakat. Masyarakat sekarang kritis," kata Yody.
Seorang ibu rumah tangga yang berprofesi perawat, Deni Yuliana Sari, meminta pemerintah menjaga fluktuasi harga BBM bersubsidi sesuai dengan angka keekonomian masyarakat.
Ia juga mengharapkan pengalihan anggaran subsidi BBM nyata-nyata bisa membangun infrastruktur dan mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
"Kalau harga BBM bersubsidi turun ya Alhamdulillah, mudah-mudahan tidak naik lagi. Yang penting, pengalihan anggaran subsidi digunakan dengan tepat," ujar Deni.
Pemerintah menurunkan harga BBM jenis premium dan solar mulai 1 Januari 2015 sejak pukul 00.00 WIB menyusul turunnya harga minyak dunia.
Harga premium turun dari Rp8.500 per liter menjadi Rp7.600 per liter, sedangkan harga solar dari Rp7.500 per liter menjadi Rp7.250 per liter. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sebenarnya saya tidak terlalu ambil pusing soal harga BBM naik atau turun. Tapi, kalau saat ini turun, mungkin sudah sepatutnya, karena harga minyak dunia sedang turun juga," ujar Haruadi, seorang PNS, melalui pesan elektronik di Jakarta, Kamis.
Hal senada disampaikan Wan Adi Baramega, PNS lainnya, yang menyebut penurunan harga BBM bersubsidi adalah bukti pemerintah tidak menutup mata terhadap fluktuasi harga minyak dunia.
"Menurut saya bagus harga BBM bersubsidi turun. Setidaknya pemerintah tidak tutup mata mengenai masalah fluktuasi harga minyak dunia," ujar Wan Adi Baramega.
Namun, masyarakat juga mempertanyakan harga sembako dan tarif angkutan umum yang terlanjur naik ketika harga BBM dinaikkan beberapa waktu lalu.
"Turunnya harga BBM bersubsidi belum tentu diikuti penurunan harga kebutuhan lainnya, misalnya transportasi umum dan sembako," ujar Farhan Ardzi, seorang pegawai swasta.
Menurut Farhan, seharusnya penurunan harga BBM bersubsidi diikuti dengan turunnya harga sembako, yang dapat diwujudkan dengan pengawasan dari pemerintah.
Pegawai bank swasta, Yody Ali Mangkutana, menambahkan, rakyat kritis terhadap kebijakan pemerintah, sehingga akan banyak yang mempertanyakan jika harga sembako dan tarif angkutan umum masih tetap sama dengan saat harga BBM dinaikkan.
"Menurut saya, kalau harga BBM sudah turun, pasti yang lain bisa ikut turun, kalau tidak, pasti banyak keluhan dari masyarakat. Masyarakat sekarang kritis," kata Yody.
Seorang ibu rumah tangga yang berprofesi perawat, Deni Yuliana Sari, meminta pemerintah menjaga fluktuasi harga BBM bersubsidi sesuai dengan angka keekonomian masyarakat.
Ia juga mengharapkan pengalihan anggaran subsidi BBM nyata-nyata bisa membangun infrastruktur dan mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
"Kalau harga BBM bersubsidi turun ya Alhamdulillah, mudah-mudahan tidak naik lagi. Yang penting, pengalihan anggaran subsidi digunakan dengan tepat," ujar Deni.
Pemerintah menurunkan harga BBM jenis premium dan solar mulai 1 Januari 2015 sejak pukul 00.00 WIB menyusul turunnya harga minyak dunia.
Harga premium turun dari Rp8.500 per liter menjadi Rp7.600 per liter, sedangkan harga solar dari Rp7.500 per liter menjadi Rp7.250 per liter. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015