Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perkebunan Provinsi Bali membantu pengadaan pipa Kelompok Tani Bunut Puun, di Desa Pujungan Kabupaten Tabanan, 65 Km barat laut Denpasar, guna mengalirkan air untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat dan perkebunan.
"Petani di sini setiap bulan Oktober mengalami kesulitan mendapat air baik untuk keperluan rumah tangga maupun usaha perkebunan rakyat," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Rabu.
Program tersebut bisa terlaksana berkat bantuan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2014 melaksanakan kegiatan pemberdayaan sosial berupa pengembangan sumber air melalui pipanisasi dengan anggaran Rp60 juta yang dikerjakan secara swadaya oleh anggota kelompok.
Buana Duwuran menjelaskan, masyarakat di daerah ini sudah berusaha memperoleh air dari potensi sumber air, tetapi masih terkendala pembiayaan pengadaan sarana berupa pipa untuk mengalirkan air dari sumbernya yang berlokasi cukup jauh dari Pemukiman.
Sumber air di sekitar kaki Gunung Batukaru kemudian dialirkan melalui pipa ke perkampungan di Desa Pujungan yang memiliki 220 KK keluarga miskin, sehingga program ini dapat menyasar masyarakat yang betul-betul memerlukannya.
Buana Duwuran menyebutkan, sesuai laporan yang diterima hingga pertengahan September 2014 kegiatan fisik sudah terealisasi 60 persen yakni tahapan pembuatan reservoir air dan semua itu tentu berkat antusias swadaya masyarakat dalam mempercepat proses penggarapannya.
Antusias swadaya masyarakat agar bisa segera menikmati air, maka pelaksanaan penggalian untuk penempatan pipa sudah dilaksanakan walaupun medannya cukup sulit karena berada pada daerah kemiringan di kaki Gunung Batukaru.
Bisa dialirkan air di lereng Gunung Batukaru ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan potensi perkebunan Kopi Robusta, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas hasil produk kopi melalui kegiatan olah basah untuk matadagangan ekspor.
Air itu pula nantinya dimanfaatkan untuk budidaya dan kebutuhan rumah tangga, disamping untuk melaksanakan kegiatan olah basah diperlukan ketersediaan air yang cukup guna proses pencucian dan pemisahan kulit dengan biji kopi petik merah, ujar Buana Duwuran. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Petani di sini setiap bulan Oktober mengalami kesulitan mendapat air baik untuk keperluan rumah tangga maupun usaha perkebunan rakyat," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Rabu.
Program tersebut bisa terlaksana berkat bantuan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2014 melaksanakan kegiatan pemberdayaan sosial berupa pengembangan sumber air melalui pipanisasi dengan anggaran Rp60 juta yang dikerjakan secara swadaya oleh anggota kelompok.
Buana Duwuran menjelaskan, masyarakat di daerah ini sudah berusaha memperoleh air dari potensi sumber air, tetapi masih terkendala pembiayaan pengadaan sarana berupa pipa untuk mengalirkan air dari sumbernya yang berlokasi cukup jauh dari Pemukiman.
Sumber air di sekitar kaki Gunung Batukaru kemudian dialirkan melalui pipa ke perkampungan di Desa Pujungan yang memiliki 220 KK keluarga miskin, sehingga program ini dapat menyasar masyarakat yang betul-betul memerlukannya.
Buana Duwuran menyebutkan, sesuai laporan yang diterima hingga pertengahan September 2014 kegiatan fisik sudah terealisasi 60 persen yakni tahapan pembuatan reservoir air dan semua itu tentu berkat antusias swadaya masyarakat dalam mempercepat proses penggarapannya.
Antusias swadaya masyarakat agar bisa segera menikmati air, maka pelaksanaan penggalian untuk penempatan pipa sudah dilaksanakan walaupun medannya cukup sulit karena berada pada daerah kemiringan di kaki Gunung Batukaru.
Bisa dialirkan air di lereng Gunung Batukaru ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan potensi perkebunan Kopi Robusta, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas hasil produk kopi melalui kegiatan olah basah untuk matadagangan ekspor.
Air itu pula nantinya dimanfaatkan untuk budidaya dan kebutuhan rumah tangga, disamping untuk melaksanakan kegiatan olah basah diperlukan ketersediaan air yang cukup guna proses pencucian dan pemisahan kulit dengan biji kopi petik merah, ujar Buana Duwuran. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014