Jakarta (Antara Bali) - Alunan angklung memukau sekitar 500 diplomat asing dan petinggi pemerintahan serta usaha Jepang pada resepsi diplomatik KBRI Tokyo dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-69 RI di Tokyo, Jumat (10/10).
Resepsi diplomatik yang sekaligus digelar sebagai promosi budaya untuk lebih memperkenalkan Indonesia ke dunia luar ini betul-betul dirancang dengan nuansa Indonesia yang kuat, kata siaran pers KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selain lagu Tanah Pusaka, Bengawan Solo, dan lagu Jepang "Furusato" (Kampungku) yang dialunkan dengan angklung, tari Lengger Banyumasan yang dibawakan oleh penari Jepang, misalnya, juga ikut diketengahkan sebagai salah satu suguhan.
Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra dalam sambutannya mengatakan, sedianya resepsi itu diselenggarakan pada 17 Agustus yang lalu. Namun, karena padatnya kalender kegiatan masyarakat Jepang, termasuk beberapa libur panjang selama Agustus dan September, maka resepsi itu baru dapat diselenggrakan sekarang.
Terkait nuansa Indonesia itu, Dubes Yusron berkomentar tentang pakaian yang dikenakannya. "Saya sendiri sengaja mengenakan songket setengah tiang, beskap, stanja (ikat kepala dari songket) lengkap dengan keris ala Melayu," ujar Dubes.
Ia menjelaskan, semua ini perlu dilakukan agar jangan sampai bangsa Indonesia ribut saat khazanah budayanya diambil orang, padahal mereka sendiri mengabaikan dan menyia-nyiakannya.
"Mari kita tunjukkan secara elegan bahwa kita adalah bangsa yang berbudaya serta berperadaban juga, sama seperti bangsa-bangsa lain. Termasuk juga sikap menjunjung tinggi budaya itu," kata Dubes.
Resepesi itu antara lain dihadiri petingggi Kedubes Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Dubes negara anggota ASEAN, Kanada, Kepala Staf Angkatan Udara Jepang serta petinggi Kemlu dan Kemhan Jepang.
Mantan PM Jepang Fukuda yang ikut memberi kata sambutan serta memimpin acara bersulang menyampaikan pesan serupa kepada Dubes Yusron dalam acara bincang-bincang mereka.
"Tampillah seperti ini sering-sering. Indonesia adalah negara besar dan penting. Karena itu, Indonesia harus selalu tampil dalam banyak kesempatan," ujarnya.
(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
Resepsi diplomatik yang sekaligus digelar sebagai promosi budaya untuk lebih memperkenalkan Indonesia ke dunia luar ini betul-betul dirancang dengan nuansa Indonesia yang kuat, kata siaran pers KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Minggu.
Selain lagu Tanah Pusaka, Bengawan Solo, dan lagu Jepang "Furusato" (Kampungku) yang dialunkan dengan angklung, tari Lengger Banyumasan yang dibawakan oleh penari Jepang, misalnya, juga ikut diketengahkan sebagai salah satu suguhan.
Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra dalam sambutannya mengatakan, sedianya resepsi itu diselenggarakan pada 17 Agustus yang lalu. Namun, karena padatnya kalender kegiatan masyarakat Jepang, termasuk beberapa libur panjang selama Agustus dan September, maka resepsi itu baru dapat diselenggrakan sekarang.
Terkait nuansa Indonesia itu, Dubes Yusron berkomentar tentang pakaian yang dikenakannya. "Saya sendiri sengaja mengenakan songket setengah tiang, beskap, stanja (ikat kepala dari songket) lengkap dengan keris ala Melayu," ujar Dubes.
Ia menjelaskan, semua ini perlu dilakukan agar jangan sampai bangsa Indonesia ribut saat khazanah budayanya diambil orang, padahal mereka sendiri mengabaikan dan menyia-nyiakannya.
"Mari kita tunjukkan secara elegan bahwa kita adalah bangsa yang berbudaya serta berperadaban juga, sama seperti bangsa-bangsa lain. Termasuk juga sikap menjunjung tinggi budaya itu," kata Dubes.
Resepesi itu antara lain dihadiri petingggi Kedubes Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Dubes negara anggota ASEAN, Kanada, Kepala Staf Angkatan Udara Jepang serta petinggi Kemlu dan Kemhan Jepang.
Mantan PM Jepang Fukuda yang ikut memberi kata sambutan serta memimpin acara bersulang menyampaikan pesan serupa kepada Dubes Yusron dalam acara bincang-bincang mereka.
"Tampillah seperti ini sering-sering. Indonesia adalah negara besar dan penting. Karena itu, Indonesia harus selalu tampil dalam banyak kesempatan," ujarnya.
(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014