Gianyar (Antara Bali) - Warung makan Teges di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali menyajikan sayur khas masakan Bali "jukut nangka" yang sangat diminati masyarakat dan wisatawan.

"Jukut Nangka disajikan seperti layaknya rawon dengan menggunakan olahan berbagai jenis penyedap rasa (base genap) dicampur daging ayam," kata pemilik dan pengelola warung tersebut, Dewa Ade Rupini, Kamis.

Wanita yang akrab disapa Bu Desak itu mengaku, pihaknya juga siap melayani konsumen atau pesanan untuk berbagai jenis masakan khas Bali.

Sayur "jukut nangka" masakan khas Bali biasanya dibuat oleh masyarakat Bali menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, hari raya besar umat Hindu dalam memperingati Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan), yang jatuh setiap enam bulan sekali.

"Kini, masakan khas Bali itu bisa dinikmati setiap hari di Warung makan Teges," ujar Dewa Rupini.

Dalam penyajian sayuran khas "jukut nangka", pihaknya melengkapi hidangan nasi dengan ayam goreng, lawar Bali dan bumbu lainnya. 

"Konsumen yang sempat menikmati hidangan di sini, biasanya akan datang lagi bersama keluarga atau temannya untuk menikmati sajian yang sama," ujarnya.

Wanita yang berjualan nasi khas Bali sejak 50 tahun silam itu, dari segi harga bisa dijangkau oleh masyarakat yakni Rp15.000 per porsi.

Warung yang cukup dikenal masyarakat Ubud itu juga menyediakan jenis menu lainnya antara lain sate lilit, daging bakar dibungkus daun (pesan), serta sambal matah khas Bali.

"Hidangan ini kami sajikan tergantung permintaan dari pembeli," jelasnya.

Rupini menjelaskan, setiap hari melayani tidak kurang dari 300 orang, termasuk wisatawan mancanegara yang sedang menikmati liburan di Ubud.

Warung tersebut berlokasi hanya beberapa meter di sebelah utara Museum Rudana, di perkampungan seniman Ubud.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010