Denpasar (Antara Bali) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB) Bali pada triwulan II-2014 sebesar Rp25,96 triliun ditopang oleh konsumsi rumah tangga, tidak jauh berbeda dengan triwulan sebelumnya.
"Konsumsi rumah tangga menjadi komponen utama penggerak ekonomi dengan memberikan andil sebesar 57,76 persen atau sebesar Rp14,99 triliun," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, secara umum sebagian besar komponen penyusun PDRB Bali pada triwulan II-2014 antara lain komponen konsumsi lembaga swasta nirlaba (LNPRT) menyumbangkan Rp0,29 triliun (1,10 persen) dan konsumsi pemerintah Rp4,23 triliun (16,29 persen).
Selain itu pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) atau investasi fisik Rp8,99 triliun (34,65 persen), perubahan stok (inventori) rp0,10 triliun (0,40 persen), ekspor Rp33,12 triliun (127,59 persen) dan impor Rp35,87 triliun (138,21 persen).
Panasunan Siregar menambahkan, dari pergerakan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) perekonomian Bali pada triwulan II-2014 tumbuh sebesar 2,80 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).
Kondisi itu didukung oleh pertumbuhan yang terjadi hampir pada semua komponen pengguna, kecuali komponen perubahan inventori yang tumbuh negatif 1,28 persen.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 2,13 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba meningkat 4,83 persen dan konsumsi rumah tangga juga mengalami peningkatan 5,73 persen.
Demikian pula komponen pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,68 persen. Komponen ekspor meningkat 6,05 persen.
Peningkatan tersebut diimbangi dengan pertumbuhan pada sisi impor yang tumbuh 3,67 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan I-2013 (y-on-y), PDRB Bali tumbuh 6,06 persen. Komponen yang tumbuh cukup tinggi itu antara lain komponen pengeluaran LNPRT dengan pertumbuhan 17,22 persen.
Sedangkan komponen ekspor tumbuh cukup tinggi yakni 15,33 persen, namun komponen impor juga meningkat 12,98 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 6,38 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 3,43 persen dan perubahan inventori tumbuh 4,65 persen, ujar Panasunan Siregar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Konsumsi rumah tangga menjadi komponen utama penggerak ekonomi dengan memberikan andil sebesar 57,76 persen atau sebesar Rp14,99 triliun," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, secara umum sebagian besar komponen penyusun PDRB Bali pada triwulan II-2014 antara lain komponen konsumsi lembaga swasta nirlaba (LNPRT) menyumbangkan Rp0,29 triliun (1,10 persen) dan konsumsi pemerintah Rp4,23 triliun (16,29 persen).
Selain itu pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) atau investasi fisik Rp8,99 triliun (34,65 persen), perubahan stok (inventori) rp0,10 triliun (0,40 persen), ekspor Rp33,12 triliun (127,59 persen) dan impor Rp35,87 triliun (138,21 persen).
Panasunan Siregar menambahkan, dari pergerakan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) perekonomian Bali pada triwulan II-2014 tumbuh sebesar 2,80 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).
Kondisi itu didukung oleh pertumbuhan yang terjadi hampir pada semua komponen pengguna, kecuali komponen perubahan inventori yang tumbuh negatif 1,28 persen.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 2,13 persen, konsumsi lembaga swasta nirlaba meningkat 4,83 persen dan konsumsi rumah tangga juga mengalami peningkatan 5,73 persen.
Demikian pula komponen pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,68 persen. Komponen ekspor meningkat 6,05 persen.
Peningkatan tersebut diimbangi dengan pertumbuhan pada sisi impor yang tumbuh 3,67 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan I-2013 (y-on-y), PDRB Bali tumbuh 6,06 persen. Komponen yang tumbuh cukup tinggi itu antara lain komponen pengeluaran LNPRT dengan pertumbuhan 17,22 persen.
Sedangkan komponen ekspor tumbuh cukup tinggi yakni 15,33 persen, namun komponen impor juga meningkat 12,98 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh 6,38 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah meningkat 3,43 persen dan perubahan inventori tumbuh 4,65 persen, ujar Panasunan Siregar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014