Jakarta (Antara Bali) - Rapat Panitia Kerja Badan Anggaran DPR RI sepakat untuk
menurunkan pagu belanja subsidi bahan bakar minyak dalam draf RAPBN-P
2014 dari sebelumnya Rp285 triliun menjadi Rp246,49 triliun.
"Belanja subsidi BBM dalam RAPBN-P sudah kita sepakati," kata Wakil Ketua Badan Anggaran Tamsil Linrung saat memimpin rapat Panja di Jakarta, Jumat malam.
Dengan demikian, pemerintah dan Badan Anggaran telah menghemat belanja subsidi BBM 2014 sebanyak Rp38,49 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan penghematan tersebut sudah memperhitungkan angka pengendalian kuota BBM dua juta kiloliter serta nilai "carry over" BBM ke tahun depan.
"Kami usulkan carry over BBM sebesar Rp46,26 triliun, sehingga total subsidi Rp246,49 triliun atau ada penghematan Rp38,49 triliun," katanya.
Sementara, volume BBM bersubsidi telah disepakati mencapai angka 46 juta kiloliter atau turun dari angka sebelumnya 48 juta kiloliter.
Selain itu, rapat Panja juga menyepakati belanja subsidi listrik Rp103,8 triliun, atau ada penghematan Rp3 triliun dari pagu awal RAPBN-P 2014 sebesar Rp107,1 triliun.
Penghematan subsidi tersebut telah mempertimbangkan kenaikan tarif listrik per Juli 2014, serta "carry over" subsidi listrik ke tahun depan.
"Ini sudah memperhitungkan penghematan dari kenaikan tarif listrik dan perubahan asumsi nilai kurs Rp11.700 ke Rp11.600 per dolar AS," kata Bambang.
Meskipun berhasil melakukan penghematan, namun angka belanja subsidi energi yang disepakati masih lebih tinggi dari angka belanja subsidi dalam APBN 2014.
Sebelumnya, belanja subsidi BBM dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar Rp210,7 triliun dan belanja subsidi listrik ditetapkan sebesar Rp71,4 triliun.
Hasil dari rapat Panja ini akan dilaporkan pada rapat kerja pembahasan RAPBN-P 2014 Badan Anggaran dengan pemerintah serta Bank Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Belanja subsidi BBM dalam RAPBN-P sudah kita sepakati," kata Wakil Ketua Badan Anggaran Tamsil Linrung saat memimpin rapat Panja di Jakarta, Jumat malam.
Dengan demikian, pemerintah dan Badan Anggaran telah menghemat belanja subsidi BBM 2014 sebanyak Rp38,49 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan penghematan tersebut sudah memperhitungkan angka pengendalian kuota BBM dua juta kiloliter serta nilai "carry over" BBM ke tahun depan.
"Kami usulkan carry over BBM sebesar Rp46,26 triliun, sehingga total subsidi Rp246,49 triliun atau ada penghematan Rp38,49 triliun," katanya.
Sementara, volume BBM bersubsidi telah disepakati mencapai angka 46 juta kiloliter atau turun dari angka sebelumnya 48 juta kiloliter.
Selain itu, rapat Panja juga menyepakati belanja subsidi listrik Rp103,8 triliun, atau ada penghematan Rp3 triliun dari pagu awal RAPBN-P 2014 sebesar Rp107,1 triliun.
Penghematan subsidi tersebut telah mempertimbangkan kenaikan tarif listrik per Juli 2014, serta "carry over" subsidi listrik ke tahun depan.
"Ini sudah memperhitungkan penghematan dari kenaikan tarif listrik dan perubahan asumsi nilai kurs Rp11.700 ke Rp11.600 per dolar AS," kata Bambang.
Meskipun berhasil melakukan penghematan, namun angka belanja subsidi energi yang disepakati masih lebih tinggi dari angka belanja subsidi dalam APBN 2014.
Sebelumnya, belanja subsidi BBM dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar Rp210,7 triliun dan belanja subsidi listrik ditetapkan sebesar Rp71,4 triliun.
Hasil dari rapat Panja ini akan dilaporkan pada rapat kerja pembahasan RAPBN-P 2014 Badan Anggaran dengan pemerintah serta Bank Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014