Denpasar (Antara Bali) - Kalangan industri pariwisata di Bali berharap tahapan pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 menjamin situasi keamanan tetap kondusif.
"Situasi kondusif di Bali harus dipertahankan terlebih menjelang Pilpres," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kondusivitas situasi tersebut potensial untuk mencari pangsa pasar wisatawan sebagai kegiatan jangka pendek. "Untuk jangka panjang promosi pariwisata tetap dilakukan," ucapnya.
Perry mengingatkan bahwa pariwisata sangat rentan dengan isu keamanan, terutama menjelang perhelatan politik lima tahunan.
Untuk itu pihaknya mengharapkan proses demokrasi yang berlangsung kondusif di Pulau Dewata seperti pemilihan kepala daerah dan pemilihan legislatif.
"Saya kira masyarakat kita sudah sangat paham berdemokrasi dan menyadari bahwa ekonomi Bali salah satunya bertumpu pada pariwisata," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya berpendapat bahwa Pilpres 2014 diyakini tidak akan berdampak terhadap pariwisata Bali, asalkan pelaksanaan proses perpolitikan di Tanah Air berjalan lancar.
Untuk itu pihak-pihak terkait, kata dia, bertanggung jawab menjaga kondusivitas agar pariwisata tidak mengalami gangguan di tengah tingginya tensi politik menjelang Pilpres 2014.
"Dengan pelaksanaan Pilpres yang dipastikan satu putaran, maka kami yakin tidak akan mengganggu pariwisata asalkan semuanya berjalan aman," ucapnya.
Sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan semua pihak terkait konsep "menyama braya" atau persaudaraan menjelang Pilpres dan untuk ikut menjaga suasana kondusif agar pelaksanaan pemilihan pemimpin negara berjalan aman.
Sehingga dengan amannya pesta demokrasi itu, maka akan berdampak poisitif pula terhadap pariwisata Bali.
"Utamakan persaudaraan (menyamebraya). Jangan gara-gara pemilu kita musuhan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Situasi kondusif di Bali harus dipertahankan terlebih menjelang Pilpres," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kondusivitas situasi tersebut potensial untuk mencari pangsa pasar wisatawan sebagai kegiatan jangka pendek. "Untuk jangka panjang promosi pariwisata tetap dilakukan," ucapnya.
Perry mengingatkan bahwa pariwisata sangat rentan dengan isu keamanan, terutama menjelang perhelatan politik lima tahunan.
Untuk itu pihaknya mengharapkan proses demokrasi yang berlangsung kondusif di Pulau Dewata seperti pemilihan kepala daerah dan pemilihan legislatif.
"Saya kira masyarakat kita sudah sangat paham berdemokrasi dan menyadari bahwa ekonomi Bali salah satunya bertumpu pada pariwisata," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya berpendapat bahwa Pilpres 2014 diyakini tidak akan berdampak terhadap pariwisata Bali, asalkan pelaksanaan proses perpolitikan di Tanah Air berjalan lancar.
Untuk itu pihak-pihak terkait, kata dia, bertanggung jawab menjaga kondusivitas agar pariwisata tidak mengalami gangguan di tengah tingginya tensi politik menjelang Pilpres 2014.
"Dengan pelaksanaan Pilpres yang dipastikan satu putaran, maka kami yakin tidak akan mengganggu pariwisata asalkan semuanya berjalan aman," ucapnya.
Sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan semua pihak terkait konsep "menyama braya" atau persaudaraan menjelang Pilpres dan untuk ikut menjaga suasana kondusif agar pelaksanaan pemilihan pemimpin negara berjalan aman.
Sehingga dengan amannya pesta demokrasi itu, maka akan berdampak poisitif pula terhadap pariwisata Bali.
"Utamakan persaudaraan (menyamebraya). Jangan gara-gara pemilu kita musuhan," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014