Denpasar (Antara Bali) - Produk domestik regional bruto (PDRB) Bali triwulan I-2014 berdasarkan harga berlaku (secara nominal) mencapai Rp25,02 triliun meningkat dibanding triwulan IV-2013 yang tercatat Rp24,60 triliun.
"Peningkatan ekonomi Bali secara nominan tidak diikuti oleh peningkatan ekonomi secara riil atau berdasarkan harga konstan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, nilai PDRB riil Bali justru mengalami penurunan dari Rp8,92 triliun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp8,89 triliun pada triwulan I-2014.
Secara nominal (harga berlaku) sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) masih mendominasi PDRB Bali dengan nilai tambah sebesar Rp7,56 triliun pada triwulan I-2014. Nilai terbesar kedua dibentuk oleh sektor pertanian dengan nilai tambah sebesar Tp4,11 triliun.
Panusunan Siregar menambahkan, posisi ketiga ditempati sektor jasa-jasa dengan nilai tambah sebesar Rp3,91 triliun. Sementara berdasarkan harga konstan (secara riil) untuk posisi pertama dan kedua juga dibentuk oleh sektor PHR dan sektor pertanian dengan nilai tambah masing-masing Rp2,88 triliun dan Rp1,51 triliun.
Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh sektor jasa-jasa dengan nilai tambah sebesar Rp1,35 triliun.
Panusunan Siregar menjelaskan, struktur perekonomian Bali pada triwulan I-2014 dilihat dari kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB ditunjang oleh dua sektor ekonomi yang dominan yakni PHR dan sektor pertanian.
Kedua sektor itu memberikan kontribusi masing-masing sebesar 30,21 persen dan 16,44 persen. Kontribusi sektor PHR mengalami peningkatan dari 29,89 persen pada triwulan IV-2013 menjadi 30,21 persen pada triwulan I-2014.
Sementara kontribusi sektor pertanian secara triwulanan cenderung berfluktuasi, namun pelan tapi pasti kontribusi sektor pertanian terus menurun, walaupun dibandingkan antara triwulan IV-2013 dengan triwulan I-2014.
Kontribusi sektor pertanian mengalami sedikit peningkatan dari 16,40 persen menjadi 16,44 persen. Sektor ekonomi yang juga berkontribusi cukup tinggi terhadap perekonomian Bali adalah sektor jasa-jasa dan sektor angkutan.
Panusunan Siregar menambahkan, sektor jasa pada triwulan I-2014 memberikan kontribusi sebesar 15,62 persen dan sektor angkutan sebesar 14,27 persen. Sedangkan di luar keempat sektor tersebut kontribusi yang disumbangkan oleh sektor lainnya cenderung masih berada di bawah sepuluh persen.
Namun demikian kontribusi dari beberapa sektor tersebut pada triwulan I-2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, tutur Panusunan Siregar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Peningkatan ekonomi Bali secara nominan tidak diikuti oleh peningkatan ekonomi secara riil atau berdasarkan harga konstan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, nilai PDRB riil Bali justru mengalami penurunan dari Rp8,92 triliun pada triwulan IV-2013 menjadi Rp8,89 triliun pada triwulan I-2014.
Secara nominal (harga berlaku) sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) masih mendominasi PDRB Bali dengan nilai tambah sebesar Rp7,56 triliun pada triwulan I-2014. Nilai terbesar kedua dibentuk oleh sektor pertanian dengan nilai tambah sebesar Tp4,11 triliun.
Panusunan Siregar menambahkan, posisi ketiga ditempati sektor jasa-jasa dengan nilai tambah sebesar Rp3,91 triliun. Sementara berdasarkan harga konstan (secara riil) untuk posisi pertama dan kedua juga dibentuk oleh sektor PHR dan sektor pertanian dengan nilai tambah masing-masing Rp2,88 triliun dan Rp1,51 triliun.
Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh sektor jasa-jasa dengan nilai tambah sebesar Rp1,35 triliun.
Panusunan Siregar menjelaskan, struktur perekonomian Bali pada triwulan I-2014 dilihat dari kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB ditunjang oleh dua sektor ekonomi yang dominan yakni PHR dan sektor pertanian.
Kedua sektor itu memberikan kontribusi masing-masing sebesar 30,21 persen dan 16,44 persen. Kontribusi sektor PHR mengalami peningkatan dari 29,89 persen pada triwulan IV-2013 menjadi 30,21 persen pada triwulan I-2014.
Sementara kontribusi sektor pertanian secara triwulanan cenderung berfluktuasi, namun pelan tapi pasti kontribusi sektor pertanian terus menurun, walaupun dibandingkan antara triwulan IV-2013 dengan triwulan I-2014.
Kontribusi sektor pertanian mengalami sedikit peningkatan dari 16,40 persen menjadi 16,44 persen. Sektor ekonomi yang juga berkontribusi cukup tinggi terhadap perekonomian Bali adalah sektor jasa-jasa dan sektor angkutan.
Panusunan Siregar menambahkan, sektor jasa pada triwulan I-2014 memberikan kontribusi sebesar 15,62 persen dan sektor angkutan sebesar 14,27 persen. Sedangkan di luar keempat sektor tersebut kontribusi yang disumbangkan oleh sektor lainnya cenderung masih berada di bawah sepuluh persen.
Namun demikian kontribusi dari beberapa sektor tersebut pada triwulan I-2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, tutur Panusunan Siregar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014