Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Cokorda Gede Asmara Putra Sukawati meminta dinas kesehatan kabupaten dan kota di Pulau Dewata terus memantau perkembangan penyakit demam berdarah (DB).
"Penyakit demam berdarah sekarang tidak mengenal musim hujan atau tidak. Kapan saja seseorang bisa saja kena demam berdarah (DB). Karena itu saya minta kepada pemerintah daerah melalui dinas kesehatan hingga pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk melakukan pemantauan penyakit tersebut," katanya di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan penyakit ini memang rawan terjadi di perkotaan, karena lingkungan dan sanitasi kurang bersih. Salah satunya saluran air (got) banyak yang tidak berfungsi dengan sempurna, sehingga terjadi genangan air sehingga nyamuk tersebut mudah bersarang.
"Terjadi penyakit demam berdarah tersebut disebabkan pola perilaku hidup masyarakat kurang bersih. Ada got pembuangan air, tapi airnya mampet. Ini juga menjadi tempat bertelurnya nyamuk," ujar politikus Partai Demokrat.
Dengan kondisi seperti ini, kata dia, diharapkan masyarakat harus peduli dengan lingkungan, semisal setiap pekan melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar.
"Begitu dari dinas kesehatan hingga puskesmas selalu melakukan pemantauan terkait penyakit ini. Di Denpasar ada petugas jentik nyamuk, tapi saya lihat pekerjaannya kurang efektif. Petugas tersebut terkesan hanya jalan-jalan, kendati ada terkena DB tapi mereka tak membuat laporan untuk diteruskan ke puskesmas," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Kelian Banjar Kerta Pala, Denpasar Timur, Wayan Sukanadi mengatakan warganya sudah ada kena DB. Pihaknya sudah menyampaikan kepada petugas jentik nyamuk, tapi sampai saat belum ada tindak lanjut penyemprotan (fogging) DB.
"Warga kami sudah ada kena DB, bahkan sekeluarga. Kami sudah laporkan ke pihak petugas/kader jentik nyamuk, tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari pihak puskesmas atau desa untuk melakukan fogging DB," katanya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Penyakit demam berdarah sekarang tidak mengenal musim hujan atau tidak. Kapan saja seseorang bisa saja kena demam berdarah (DB). Karena itu saya minta kepada pemerintah daerah melalui dinas kesehatan hingga pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk melakukan pemantauan penyakit tersebut," katanya di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan penyakit ini memang rawan terjadi di perkotaan, karena lingkungan dan sanitasi kurang bersih. Salah satunya saluran air (got) banyak yang tidak berfungsi dengan sempurna, sehingga terjadi genangan air sehingga nyamuk tersebut mudah bersarang.
"Terjadi penyakit demam berdarah tersebut disebabkan pola perilaku hidup masyarakat kurang bersih. Ada got pembuangan air, tapi airnya mampet. Ini juga menjadi tempat bertelurnya nyamuk," ujar politikus Partai Demokrat.
Dengan kondisi seperti ini, kata dia, diharapkan masyarakat harus peduli dengan lingkungan, semisal setiap pekan melakukan gotong-royong membersihkan lingkungan sekitar.
"Begitu dari dinas kesehatan hingga puskesmas selalu melakukan pemantauan terkait penyakit ini. Di Denpasar ada petugas jentik nyamuk, tapi saya lihat pekerjaannya kurang efektif. Petugas tersebut terkesan hanya jalan-jalan, kendati ada terkena DB tapi mereka tak membuat laporan untuk diteruskan ke puskesmas," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Kelian Banjar Kerta Pala, Denpasar Timur, Wayan Sukanadi mengatakan warganya sudah ada kena DB. Pihaknya sudah menyampaikan kepada petugas jentik nyamuk, tapi sampai saat belum ada tindak lanjut penyemprotan (fogging) DB.
"Warga kami sudah ada kena DB, bahkan sekeluarga. Kami sudah laporkan ke pihak petugas/kader jentik nyamuk, tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari pihak puskesmas atau desa untuk melakukan fogging DB," katanya. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014