Mendikbud Bicara Soal Sekolah di Daerah Terpencil

Senin, 12 Mei 2014 19:50 WIB

Sorong  (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan di daerah terpencil yang terpenting adalah sekolah meskipun berusia lebih tua dari usia sekolah.

"Yang terpenting adalah sekolah dulu. Berapapun usianya," ujar Mendikbud dalam kunjungannya ke Sorong, Papua Barat, Senin.

Bahkan ada guru yang termasuk dalam program Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) yang mengajar satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak.

"Tidak apa-apa, usia berapapun sekolah," katanya. Di daerah pelosok, yang terpenting adalah kesadaran untuk belajar

Layanan pendidikan, kata dia, harus tetap diberikan meskipun dalam kondisi terbatas. Salah satu upaya dari Kemdikbud adalah mengirim guru SM3T ke pelosok negeri.

Pengiriman guru tersebut sudah dilakukan sejak empat tahun yang lalu. Guru SM3T adalah guru lintas batas yang mempunyai idealisme dan nasionalisme yang tinggi.

Mendikbud mengakui kondisi sekolah banyak yang tidak sesuai standar.

"Seperti jumlah murid yang kurang. Satu sekokah hanya sembilan orang hingga ruang kelas yang sedikit."

Dia mengharapkan dengan adanya program SM3T layanan akses pendidikan bisa dijangkau masyarakat di pelosok. Pendidikan si pelosok sama pentingnya dengan pendidikan di Jakarta.

Mendikbud menyebut hal itu bukan semata-mata pemerataan saja tetapi mewujudkan keadilan.

"Saat ini Angka Partisipasi Kasar (APK) baru 95 persen. Kami yakin bisa menaikkan APK melalui program SM3T itu," katanya. (WDY)

Pewarta: Oleh Indriani

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014

Terkait

Undiksha kembali gelar PPG SM3T

Kamis, 8 Februari 2018 20:16

Undiksha Singaraja Lantik 90 Guru PPG SM3T

Kamis, 19 Januari 2017 15:38

Undiksha Kukuhkan 127 Lulusan PPG SM3T

Kamis, 18 Februari 2016 15:07
Terpopuler