Cianjur, Jawa Barat
(Antara Bali) - Masyarakat di sekitar situs prasejarah masa megalitikum
Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mulai mengembangkan homestay menyambut wisatawan yang makin banyak berkunjung ke sana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Saat ini sudah ada 10 rumah penduduk yang difungsikan sebagai homestay," kata juru pelihara situs prasejarah Gunung Padang, Nanang, Minggu.
Untuk
menuju situs prasejarah yang sangat luas dan belum diekplorasi mendalam
benar secara ilmiah itu, wisatawan perlu waktu berjam-jam. Sebutlah
dari Kota Cianjur, masih diperlukan waktu sekitar dua jam perjalanan
darat padahal jaraknya cuma 30 kilometer saja, karena kondisi jalan yang
buruk.
"Rata-rata 500 pengunjung atau wisatawan datang tiap hari, bahkan juga dari luar negeri. Situs prasejarah ini mulai dikenali di dunia secara lebih luas lagi," kata Nanang.
"Rata-rata 500 pengunjung atau wisatawan datang tiap hari, bahkan juga dari luar negeri. Situs prasejarah ini mulai dikenali di dunia secara lebih luas lagi," kata Nanang.
Situs
prasejarah Gunung Padang ini terletak di ketinggian 850 meter dari
permukaan laut, dengan luas total sekira tiga Hektare, dengan kompleks
"bangunan" inti sekitar 900 meter persegi, yang berdiri di puncak
undakan-undakan bukit alami.
Secara ilmiah,
dokumentasi keberadaan situs megalitikum ini tercatat pada 1914, dan
pada 1949 juga dilaporkan lagi oleh ahli arkeologi Belanda, NJ Krom.
Barulah pada 1979, anak bangsa melaporkan tumpukan batu-batu purba
berukuran besar namun dalam formasi relatif sistematik ini kepada
aparatur pemerintahan setempat.
Penelitian
internasional terhadap situs Gunung Padang baru mulai dirintis pada
2010-2011 lalu, dengan hasil sangat mencengangkan, bahwa usia batu-batu
penyusun kompleks "bangunan" situs itu diperkirakan berusia lebih tua
dari 23.000 tahun lalu alias 21.000 tahun sebelum Masehi!
Adapun
fungsi dari berbagai aspek kompleks "bangunan" prasejarah megalitikum
itu belum sempurna diketahui pada ilmuwan, sebagaimana dengan bentuk dan
asal muasal peradaban Gunung Padang.
Penelitian
dan mengujian usia bebatuan dari laboratorium riset Beta Analytic,
Miami, Amerika Serikat, itu membuktikan usia situs megalitikum Gunung
Padang itu amat jauh lebih tua ketimbang peradaban manapun di dunia,
termasuk peradaban Mesir Kuno dan China Kuno, pun bangsa-bangsa Amerika
Latin (Aztek dan Maya).
Sekalipun sudah
ratusan pengunjung datang tiap hari ke situs prasejarah itu, namun
fasilitas mendasar masih menjadi persoalan besar; di antaranya tiada
toilet umum yang memadai apalagi toko suvenir pendukung sebagai daerah
tujuan wisata amat potensial dikembangkan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014