Denpasar (Antara Bali) - Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bali, Tutik Kusuma Wardhani akan memaksimalkan para saksi untuk mengantisipasi adanya kecurangan pada Pemilihan Umum 2014.
"Saya sebagai tokoh perempuan akan lebih banyak melakukan pendekatan terhadap para saksi yang ditunjuk partai sehingga bisa mendorongnya untuk memaksimalkan kinerjanya saat Pemilu," katanya di Denpasar, Sabtu.
Pernyataan itu untuk menanggapi kekhawatiran Lembaga Swadaya Masyarakat Bali Sruti atas kemungkinan suara caleg perempuan pada Pemilu 2014 dicuri akibat minimnya saksi yang dimiliki kaum Hawa dalam perhelatan politik itu.
Tutik mengaku akan berupaya memberikan pembekalan kepada para saksi yang ada di daerah hingga ke pusat untuk memperkecil ruang lingkup adanya manipulasi suara.
Sementara itu, dalam upaya menyukseskan Pemilu 2014, politikus Partai Demokrat itu mengaku lebih banyak melakukan sosialisasi dari "door to door" sehingga lebih mengenal dan lebih dekat dengan masyarakat.
Tutik yang juga calon anggota DPR nomor urut tiga itu mengaku sangat konsen untuk memperjuangkan kaum perempuan karena belum semua kaum perempuan di Bali memperoleh kehidupan yang layak.
Sedangkan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali, Ketut Rudia berharap jangan sampai para caleg melakukan pelanggaran pemilu, termasuk di antaranya menghalalkan praktik politik uang (money politic) untuk berhasil duduk menjadi wakil rakyat.
"Jika terbukti melakukan pelanggaran, tidak saja kursi yang akan hilang dan perjuangan menjadi sia-sia, namun bisa berurusan dengan aparat hukum karena termasuk tindak pidana," ucapnya.
Semestinya caleg perempuan, kata Rudia, harus dapat mencontohkan politik yang santun dan jangan sampai menjanjikan uang kepada konstituen. "Saya harapkan caleg perempuan jangan segan untuk melaporkan jika ditemukan berbagai kecurangan dan pelanggaran selama tahapan pemilu," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Saya sebagai tokoh perempuan akan lebih banyak melakukan pendekatan terhadap para saksi yang ditunjuk partai sehingga bisa mendorongnya untuk memaksimalkan kinerjanya saat Pemilu," katanya di Denpasar, Sabtu.
Pernyataan itu untuk menanggapi kekhawatiran Lembaga Swadaya Masyarakat Bali Sruti atas kemungkinan suara caleg perempuan pada Pemilu 2014 dicuri akibat minimnya saksi yang dimiliki kaum Hawa dalam perhelatan politik itu.
Tutik mengaku akan berupaya memberikan pembekalan kepada para saksi yang ada di daerah hingga ke pusat untuk memperkecil ruang lingkup adanya manipulasi suara.
Sementara itu, dalam upaya menyukseskan Pemilu 2014, politikus Partai Demokrat itu mengaku lebih banyak melakukan sosialisasi dari "door to door" sehingga lebih mengenal dan lebih dekat dengan masyarakat.
Tutik yang juga calon anggota DPR nomor urut tiga itu mengaku sangat konsen untuk memperjuangkan kaum perempuan karena belum semua kaum perempuan di Bali memperoleh kehidupan yang layak.
Sedangkan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali, Ketut Rudia berharap jangan sampai para caleg melakukan pelanggaran pemilu, termasuk di antaranya menghalalkan praktik politik uang (money politic) untuk berhasil duduk menjadi wakil rakyat.
"Jika terbukti melakukan pelanggaran, tidak saja kursi yang akan hilang dan perjuangan menjadi sia-sia, namun bisa berurusan dengan aparat hukum karena termasuk tindak pidana," ucapnya.
Semestinya caleg perempuan, kata Rudia, harus dapat mencontohkan politik yang santun dan jangan sampai menjanjikan uang kepada konstituen. "Saya harapkan caleg perempuan jangan segan untuk melaporkan jika ditemukan berbagai kecurangan dan pelanggaran selama tahapan pemilu," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014