Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Gianyar meminta Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk mengkaji ulang rencana penghentian penerbitan surat izin mendirikan bangunan berbagai akomodasi wisata di kawasan selatan Pulau Bali.
"Kami bukan menolak, tetapi sebaiknya dihitung dulu dan dikaji yang terbaik bagi masyarakat dan diinginkan gubernur juga," kata Wakil Bupati Gianyar I Made Mahayastra usai penandatanganan nota kesepahaman tentang akses data transaksi rekening pemerintah kabupaten/kota se-Bali secara online di PT BPD Bali, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, Pemkab Gianyar tidak pada posisi bicara untung rugi terkait rencana tersebut, pihaknya mempersilakan Pemprov Bali untuk memperbaiki kondisi kepariwisataan.
"Hanya saja, rencana itu apakah berlaku untuk hotel saja atau bisa akomodasi yang lainnya. Jadi perlu dibicarakan lagi dan kami akan mengajak Pak Gubernur untuk berdialog seperti apa maksudnya. Intinya komunikasi dulu," ujarnya.
Mahayastra menambahkan bahwa karakteristik hotel di Gianyar berbeda dengan hotel di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, maupun dengan "city hotel" di Kota Denpasar.
"Hotel di Gianyar itu dekat dengan kampung-kampung dan wisatawan juga bisa menginap di rumah-rumah penduduk. Rata-rata tingkat huniannya antara 70-80 persen," ucap mantan Ketua DPRD Kabupaten Gianyar itu.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mendukung dan mendorong rencana Gubernur Bali itu agar terjadi keseimbangan pembangunan di kawasan Bali utara dan selatan.
"Namun sebelumnya semua bupati/wali kota harus duduk bersama dulu, aturan disepakati semua bupati. Kalau bupati sudah menyepakati bersama, baru aturan itu akan bisa berjalan dengan baik. Intinya harus ada kesepahaman semuanya," ucapnya.
Agus Suradnyana mengatakan kendala investor untuk berinvestasi di Buleleng yang berada kawasan utara Pulau Bali karena keterbatasan infrastruktur. Mereka menginginkan supaya infrastrukturnya lebih siap, lebih dekat dengan pusat kegiatan, lebih dekat dengan destinasi wisata maupun bandara.
"Untuk menarik lebih banyak investor, kami sudah promosi juga dan sebagainya, tetapi investor kan punya perhitungan sendiri, dia punya studi kelayakan dan perhitungan yang banyak agar pengembalian modalnya lebih cepat," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Kami bukan menolak, tetapi sebaiknya dihitung dulu dan dikaji yang terbaik bagi masyarakat dan diinginkan gubernur juga," kata Wakil Bupati Gianyar I Made Mahayastra usai penandatanganan nota kesepahaman tentang akses data transaksi rekening pemerintah kabupaten/kota se-Bali secara online di PT BPD Bali, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, Pemkab Gianyar tidak pada posisi bicara untung rugi terkait rencana tersebut, pihaknya mempersilakan Pemprov Bali untuk memperbaiki kondisi kepariwisataan.
"Hanya saja, rencana itu apakah berlaku untuk hotel saja atau bisa akomodasi yang lainnya. Jadi perlu dibicarakan lagi dan kami akan mengajak Pak Gubernur untuk berdialog seperti apa maksudnya. Intinya komunikasi dulu," ujarnya.
Mahayastra menambahkan bahwa karakteristik hotel di Gianyar berbeda dengan hotel di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, maupun dengan "city hotel" di Kota Denpasar.
"Hotel di Gianyar itu dekat dengan kampung-kampung dan wisatawan juga bisa menginap di rumah-rumah penduduk. Rata-rata tingkat huniannya antara 70-80 persen," ucap mantan Ketua DPRD Kabupaten Gianyar itu.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mendukung dan mendorong rencana Gubernur Bali itu agar terjadi keseimbangan pembangunan di kawasan Bali utara dan selatan.
"Namun sebelumnya semua bupati/wali kota harus duduk bersama dulu, aturan disepakati semua bupati. Kalau bupati sudah menyepakati bersama, baru aturan itu akan bisa berjalan dengan baik. Intinya harus ada kesepahaman semuanya," ucapnya.
Agus Suradnyana mengatakan kendala investor untuk berinvestasi di Buleleng yang berada kawasan utara Pulau Bali karena keterbatasan infrastruktur. Mereka menginginkan supaya infrastrukturnya lebih siap, lebih dekat dengan pusat kegiatan, lebih dekat dengan destinasi wisata maupun bandara.
"Untuk menarik lebih banyak investor, kami sudah promosi juga dan sebagainya, tetapi investor kan punya perhitungan sendiri, dia punya studi kelayakan dan perhitungan yang banyak agar pengembalian modalnya lebih cepat," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014