Mangupura (Antara Bali) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu melakukan sosialisasi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang ada di Kabupaten Badung.
"KSPN merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam berbagai aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, termasuk untuk kepentingan pertahanan dan keamanan," katanya di Mangupura, Senin.
Menurut dia, penetapan KSPN itu merupakan bagian dari strategi dalam pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan sekaligus menjadi jawaban atas upaya dalam menyiapkan infrastruktur penunjang pegembangan pariwisata di Indonesia.
"Selain itu, pariwisata berkelanjutan itu tidak hanya menjaga lingkungan dan budaya, tetapi juga harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat," ujarnya.
Dia mengapresiasi atas kebijakan pembangunan kepariwisataan yang telah dilakukan di Kabupaten Badung melalui sinergitas sektor pariwisata dan pertanian yang dinilai telah memberikan kontribusi yang amat sangat besar bagi kepariwisataan nasional.
Bahkan, menurut dia, dari tujuh strategi pengembangan kepariwisataan minat kusus nasional semuanya telah tersedia di Kabupaten Badung.
Klaster pertama pengembangan KSPN di Kabupaten Badung, yaitu di kawasan Kuta meliputi Cemagi, Munggu, Pererenan, Canggu, Tibubeneng, dan Krobokan. Klaster kedua untuk wilayah Kuta meliputi Krobokankelod, Seminyak, Legian, dan Kuta.
Selanjutnya, klaster ketiga di wilayah Kuta meliputi Tuban dan Kedonganan dengan arah kebijakan pengembangan pariwisata kuliner laut didukung mina wisata dan ekowisata mangrove.
Untuk kawasan Nusa Dua, terbagai dalam klaster pertama meliputi Tanjung Benoa, Terora, dan Samuh dengan arah kebijakan pengembangan pariwisata bahari dan ekowisata berbasis konservasi.
Klaster kedua di kawasan Nusa Dua, yaitu kawasan BTDC dan Peminge dengan arah kebijakan pengembangan pariwisata MICE bertaraf internasional didukung oleh fasilitas eksklusif dan sport tourism.
Menurut Elka Pangestu, daya saing kepariwisataan bali dan Indonesia ini akan makin baik. Setelah melalui berbagai kebijakan daya saing kepariwisataan, Indonesia terus meningkat hingga saat ini telah berada di peringkat 70 dari 134 negara.
"Oleh karena itu, nantinya kita perlu terus membenahi fasilitas dan infrastruktur, terutama daerah yang menjadi tujuan wisata," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Badung Anak Agung Gde Agung mengatakan bahwa strategi dan kebijakan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Badung dilakukan sesuai dengan potensi wilayah melalui penyiapan infrastruktur, termasuk penyiapan SDM di bidang kepariwisataan dengan membangun sekolah pertanian plus pariwisata SMK pertanian di daerah Badung Utara.
"Selain itu, juga dilakukan penataan melalui penyiapan fasilitasnya, termasuk penataan objek wisata tirta yang dilengkapi dengan daya tarik baru untuk menyelam yang bercerita tentang kisah Rama dan Sita yang dikembangkan di Tanjung Benoa," ujarnya.
Menurut dia, untuk di kawasan Badung Tengah dan Utara telah dikembangkan desa wisata. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"KSPN merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata untuk pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam berbagai aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, termasuk untuk kepentingan pertahanan dan keamanan," katanya di Mangupura, Senin.
Menurut dia, penetapan KSPN itu merupakan bagian dari strategi dalam pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan sekaligus menjadi jawaban atas upaya dalam menyiapkan infrastruktur penunjang pegembangan pariwisata di Indonesia.
"Selain itu, pariwisata berkelanjutan itu tidak hanya menjaga lingkungan dan budaya, tetapi juga harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat," ujarnya.
Dia mengapresiasi atas kebijakan pembangunan kepariwisataan yang telah dilakukan di Kabupaten Badung melalui sinergitas sektor pariwisata dan pertanian yang dinilai telah memberikan kontribusi yang amat sangat besar bagi kepariwisataan nasional.
Bahkan, menurut dia, dari tujuh strategi pengembangan kepariwisataan minat kusus nasional semuanya telah tersedia di Kabupaten Badung.
Klaster pertama pengembangan KSPN di Kabupaten Badung, yaitu di kawasan Kuta meliputi Cemagi, Munggu, Pererenan, Canggu, Tibubeneng, dan Krobokan. Klaster kedua untuk wilayah Kuta meliputi Krobokankelod, Seminyak, Legian, dan Kuta.
Selanjutnya, klaster ketiga di wilayah Kuta meliputi Tuban dan Kedonganan dengan arah kebijakan pengembangan pariwisata kuliner laut didukung mina wisata dan ekowisata mangrove.
Untuk kawasan Nusa Dua, terbagai dalam klaster pertama meliputi Tanjung Benoa, Terora, dan Samuh dengan arah kebijakan pengembangan pariwisata bahari dan ekowisata berbasis konservasi.
Klaster kedua di kawasan Nusa Dua, yaitu kawasan BTDC dan Peminge dengan arah kebijakan pengembangan pariwisata MICE bertaraf internasional didukung oleh fasilitas eksklusif dan sport tourism.
Menurut Elka Pangestu, daya saing kepariwisataan bali dan Indonesia ini akan makin baik. Setelah melalui berbagai kebijakan daya saing kepariwisataan, Indonesia terus meningkat hingga saat ini telah berada di peringkat 70 dari 134 negara.
"Oleh karena itu, nantinya kita perlu terus membenahi fasilitas dan infrastruktur, terutama daerah yang menjadi tujuan wisata," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Badung Anak Agung Gde Agung mengatakan bahwa strategi dan kebijakan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Badung dilakukan sesuai dengan potensi wilayah melalui penyiapan infrastruktur, termasuk penyiapan SDM di bidang kepariwisataan dengan membangun sekolah pertanian plus pariwisata SMK pertanian di daerah Badung Utara.
"Selain itu, juga dilakukan penataan melalui penyiapan fasilitasnya, termasuk penataan objek wisata tirta yang dilengkapi dengan daya tarik baru untuk menyelam yang bercerita tentang kisah Rama dan Sita yang dikembangkan di Tanjung Benoa," ujarnya.
Menurut dia, untuk di kawasan Badung Tengah dan Utara telah dikembangkan desa wisata. (M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014