New York (Antara Bali) - Indonesia menegaskan sampai kapan pun akan memegang teguh sikapnya memilih jalan diplomasi dalam menyelesaikan konflik yang berlangsung di mana pun.

Sikap itu ditegaskan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa ketika menyampaikan pernyataan Indonesia dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Jumat (27/9).

"Indonesia akan terus dan tanpa lelah memastikan diambilnya jalan diplomasi. Ini sesuai dengan tujuan-tujuan mulia yang dimiliki PBB," kata Marty.

Pentingnya diplomasi dan penyelesaian damai dalam menangani konflik terus disuarakan Indonesia di tengah situasi global yang sempat memanas belakangan ini karena Amerika Serikat mengancam akan segera melancarkan tindakan militer ke Suriah atas terjadinya serangan senjata kimia pada tanggal 21 Agustus di negara itu, yang menewaskan hingga ratusan warga.

Namun, pada hari Jumat petang, AS, dan Rusia di tingkat Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya mencapai kesepakatan soal tindakan yang perlu dilakukan terhadap Suriah.

AS, Rusia, dan anggota-anggota Dewan Keamanan secara aklamasi sepakat mengeluarkan resolusi yang mewajibkan Suriah memusnahkan senjata kimianya kendati tidak memberikan izin bagi penggunaan kekuatan jika Suriah tidak menaati kewajiban itu.

Menlu Marty usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, Jumat, menyambut baik kesepakatan di Dewan Keamanan itu.

"Ini pertama kalinya Dewan Keamanan tampil sebagai satu kesatuan soal Suriah, jadi kita harus pelihara," ujarnya. (M038)

Pewarta: Oleh Tia Mutiasari

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013