Denpasar (Antara Bali) - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar, Bali, Gede Sedana mengatakan, sejumlah organisasi pengairan tradisional bidang pertanian (Subak) di Bali mulai mengembangkan usaha agribisnis.

"Kegiatan mereka mengarah pada usaha bisnis, termasuk merintis usaha koperasi tani, dari sebelumnya hanya bergerak dalam bidang sosial untuk kelancaran air irigasi," kata Dr Ir Gede Sedana, MSc MMA di Denpasar, Rabu.

Ia mengatakan, usaha ekonomi itu menjadikan subak memiliki emberio pengelolaan untuk bergerak dalam bidang ekonomi sebagai paradigma baru dalam pengelolaan organisasi pengairan tradisional.

Aspek ekonomomi dalam pengembangan sistem subak secara tidak langsung mampu mendukung pengusahaan agrowisata, jika subak bersangkutan memiliki unit usaha yang mampu beroperasi dengan baik dari aspek ekonomi.

Gede Sedana, pria kelahiran Singaraja 1 Desember 1964 atau 49 tahun silam yang baru saja meraih gelar doktor pada Program Studi Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana Universitas Udayana itu menjelaskan, subak yang telah memulai melakukan aktivitas agribisnis adalah Subak Guama di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.

Usaha ekonomi produktif itu dikembangkan sejak tahun 2002 melalui bantuan langsung masyarakat (BLM) dari pemerintah. Demikian pula subak tetangganya Subak Selanbawak di daerah Gudang beras di Bali itu juga melakukan kegiatan yang sama.

"Melalui BLM kedua subak yang berada di satu daerah irigasi yakni Cangi telah memanfaatkan organisasi pengairan itu untuk mendukung pengembangan aktivitas pariwisata dengan mengembangkan agrowisata pada sistem subak. (*/ADT)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013