Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, berobsesi memperbanyak desa yang masuk dalam program "satu desa satu produk" (one village one product/OVOP) dengan mengedepankan potensi masyarakat lokal.
"Dengan dibentuknya OVOP lebih banyak lagi akan mampu membantu perekonomian masyarakat, terutama dari segi penyerapan tenaga kerja," kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Ketut Karpiana, di Mangupura, Senin.
Selain itu, dibentuknya "OVOP" bisa mencegah perpindahan penduduk dari desa ke kota sekaligus bisa mengembangkan budaya dan industri pedesaan tanpa harus mengubah kegiatan yang memang telah ditekuni secara turun temurun.
Kemudian untuk memperbaiki kehidupan masyarakat pedesaan dengan mendorong aktivitas ekonomi setempat, mengangkat sumber daya pedesaan dengan mengembangkan produk unggulan yang memiliki potensi pamasaran lokal maupun internasional.
Saat ini Kabupaten Badung sudah memiliki beberapa OVOP, dicantaranya pengembangan asparagus yang sudah diakui secara nasional dan internasional.
Luas pengembangan asparagus saat ini mencapai 15 hektare dengan rincian 5 hektare sudah berproduksi dan 10 hektare baru tahanan penanaman.
Walaupun tidak merinci jumlah OVOP di Kabupaten Badung, dia yakin bisa mengembangkan OVOP sesuai target yang direncanakan.
"Saya berharap pengembangan OVOP yang lainnya bisa mengikuti pengembangan Asparagus di Kecamatan Petang," ujarnya.
Namun, pihaknya berharap dalam pengembangannya nanti harus ada dukungan dan peran serta masyarakat untuk bisa menyukseskan program tersebut. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Dengan dibentuknya OVOP lebih banyak lagi akan mampu membantu perekonomian masyarakat, terutama dari segi penyerapan tenaga kerja," kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Ketut Karpiana, di Mangupura, Senin.
Selain itu, dibentuknya "OVOP" bisa mencegah perpindahan penduduk dari desa ke kota sekaligus bisa mengembangkan budaya dan industri pedesaan tanpa harus mengubah kegiatan yang memang telah ditekuni secara turun temurun.
Kemudian untuk memperbaiki kehidupan masyarakat pedesaan dengan mendorong aktivitas ekonomi setempat, mengangkat sumber daya pedesaan dengan mengembangkan produk unggulan yang memiliki potensi pamasaran lokal maupun internasional.
Saat ini Kabupaten Badung sudah memiliki beberapa OVOP, dicantaranya pengembangan asparagus yang sudah diakui secara nasional dan internasional.
Luas pengembangan asparagus saat ini mencapai 15 hektare dengan rincian 5 hektare sudah berproduksi dan 10 hektare baru tahanan penanaman.
Walaupun tidak merinci jumlah OVOP di Kabupaten Badung, dia yakin bisa mengembangkan OVOP sesuai target yang direncanakan.
"Saya berharap pengembangan OVOP yang lainnya bisa mengikuti pengembangan Asparagus di Kecamatan Petang," ujarnya.
Namun, pihaknya berharap dalam pengembangannya nanti harus ada dukungan dan peran serta masyarakat untuk bisa menyukseskan program tersebut. (WRA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013