Singaraja (Antara Bali) - Jabatan kepala lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Singaraja diserahterimakan dari Yuli Hartono kepada penggantinya Heru Prasetyo di Lapas setempat, Jumat.
Yuli Hartono selanjutnya dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Lapas Kleas II-B Tabanan dalam acara yang dihadiri Kepala Divisi Administrasi Kantor Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali, Irawan, Kepala Divisi Pemasyarakatan Sunar Agus dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan se-Bali serta jajaran Lapas Kelas II-B Singaraja.
Irawan mewakili Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali mengharapkan, pejabat lama dan baru agar mendukung program pemerintah yang sudah dilaksanakan, disamping menjaga kedisiplinan antarkaryawan, dan penghuni Lembaga Pemasyarakatan.
Sementara Kadiv Pemasyarakatan Sunar Agung kepada Antara menjelaskan, terkait seringnya kelebihan kapasitas di masing-masing Lembaga Pemasyarakatan, karena bertambahnya warga binaan, disamping penyiapan infrastruktur dari pemerintah agak lamban serta prosesnya terlalu berbelit-belit.
"Kelebihan kapasitas penghuni Lapas sebagai fenomena hampir dialami seluruh Lapas yang ada di Indonesia, serta kemampuan pemerintah dalam menyiapkan infrastruktur, sehingga akan diupayakan menyikapi dengan program cepat bagi terpidana yang menjalani pidana bersyarat, di luar pidana narkoba, korupsi di luar gedung Lapas," kata Sunar Agung. (MDE/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Yuli Hartono selanjutnya dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Lapas Kleas II-B Tabanan dalam acara yang dihadiri Kepala Divisi Administrasi Kantor Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali, Irawan, Kepala Divisi Pemasyarakatan Sunar Agus dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan se-Bali serta jajaran Lapas Kelas II-B Singaraja.
Irawan mewakili Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bali mengharapkan, pejabat lama dan baru agar mendukung program pemerintah yang sudah dilaksanakan, disamping menjaga kedisiplinan antarkaryawan, dan penghuni Lembaga Pemasyarakatan.
Sementara Kadiv Pemasyarakatan Sunar Agung kepada Antara menjelaskan, terkait seringnya kelebihan kapasitas di masing-masing Lembaga Pemasyarakatan, karena bertambahnya warga binaan, disamping penyiapan infrastruktur dari pemerintah agak lamban serta prosesnya terlalu berbelit-belit.
"Kelebihan kapasitas penghuni Lapas sebagai fenomena hampir dialami seluruh Lapas yang ada di Indonesia, serta kemampuan pemerintah dalam menyiapkan infrastruktur, sehingga akan diupayakan menyikapi dengan program cepat bagi terpidana yang menjalani pidana bersyarat, di luar pidana narkoba, korupsi di luar gedung Lapas," kata Sunar Agung. (MDE/ADT)
Editor : I Nyoman Aditya T I
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013