Singaraja (Antara Bali) - Calon Wakil Gubernur Bali dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewa Nyoman Sukrawan menyayangkan ketatnya pengamanan pencoblosan ulang di TPS 3 Desa Bungkulan, Kabupaten Buleleng, Rabu.

"Pengamanan tidak perlu berlebihan, tidak perlu seperti penyergapan teroris. Pengamanan yang sangat ketat ini mengakibatkan masyarakat takut datang ke TPS," katanya saat ditemui di kediamannya di Desa Bungkulan.

Tempat tinggal Ketua DPC PDIP Kabupaten Buleleng itu berjarak sekitar 500 meter dari lokasi pencoblosan ulang di Balai Banjar Sema, Desa Bungkulan. Pencoblosan ulang di TPS 3 Desa Bungkulan atas rekomendasi KPU dan Panwaslu Provinsi Bali sebagai tindak lanjut atas adanya pencoblosan 100 surat suara sekaligus oleh warga setempat, Rabu (15/5) lalu.

Praktik itu tidak dicegah sama sekali oleh petugas KPPS sehingga KPU memecat dan menggantikannya dengan petugas KPPS yang baru untuk menggelar pencoblosan ulang.

Sukrawan juga menyayangkan pencoblosan ulang tersebut tidak diikuti dengan kebijakan hari libur lokal sehingga banyak warga Desa Bungkulan yang tidak bisa menggunakan hak pilihnya karena bekerja atau sekolah.

Hasil penghitungan suara di TPS 3 itu, pasangan Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan meraih 168 suara, sedangkan pasangan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta mengantongi 148 suara.

Sementara itu, suara tidak sah dalam pencoblosan ulang itu berjumlah empat lembar. Jumlah warga yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) di TPS 3 Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, mencapai 538 orang. Namun yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 320 orang. (*/WRA)

Pewarta: Oleh Wira Suryantala

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013