Denpasar (Antara Bali) - Tim Pemenangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Puspayoga-Sukrawan bersikeras tetap mempertahankan logo atau lambang PDIP pada surat suara Pilkada Bali, meskipun menuai protes dari tim lawan dan Panwaslu provinsi setempat.
"Memang usulan pertemuan ini dari Panwaslu, kami PDIP mengacu pada prinsip, efisiensi dan bertahan pada kesepakatan yang sudah ada. Surat suara juga sudah dicetak," kata Ketua Bidang Hukum dan Humas DPD PDIP Bali Nyoman Sudiantara, usai mengadakan pertemuan di KPU Bali, Denpasar, Selasa.
Menurut dia, lambang partai menjadi sangat prinsip bagi PDIP dan apalagi pasangan Puspayoga-Sukrawan memang resmi diusung oleh PDIP. "Bagi kami harga mati yang tidak akan kami ubah. Kalau ini mau dihilangkan, mohon maaf saja, sampai kapan pun akan kami lawan," ujarnya.
Sudiantara menyampaikan, dengan menampilkan lambang partai sesungguhnya pihaknya ingin menonjolkan pada masyarakat Bali yang memang mayoritas berdarah "banteng".
Ia menyayangkan mengapa sampai persoalan logo menjadi dipermasalahkan oleh KPU dan tim Pastika-Sudikerta, padahal lima tahun lalu surat suara Gubernur Made Mangku Pastika yang saat itu berpasangan dengan Puspayoga juga mencantumkan lambang PDIP.
Seperti diketahui, hari ini Panwaslu Bali menyampaikan hasil temuan bahwa pencantuman logo pada kertas suara tidak sesuai dengan isi Peraturan KPU Nomor 66 tahun 2009 pasal 6 ayat 2 yang dinyatakan surat suara hanya memuat foto, nomor urut, dan nama pasangan calon.
"Sebenarnya kami PDIP sangat berharap Pilkada dapat berjalan aman dan tentram karena kondusivitas harga mati yang tidak bisa ditawar, tetapi jangan kami diutak-atik soal prinsip," ucap Sudiantara. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Memang usulan pertemuan ini dari Panwaslu, kami PDIP mengacu pada prinsip, efisiensi dan bertahan pada kesepakatan yang sudah ada. Surat suara juga sudah dicetak," kata Ketua Bidang Hukum dan Humas DPD PDIP Bali Nyoman Sudiantara, usai mengadakan pertemuan di KPU Bali, Denpasar, Selasa.
Menurut dia, lambang partai menjadi sangat prinsip bagi PDIP dan apalagi pasangan Puspayoga-Sukrawan memang resmi diusung oleh PDIP. "Bagi kami harga mati yang tidak akan kami ubah. Kalau ini mau dihilangkan, mohon maaf saja, sampai kapan pun akan kami lawan," ujarnya.
Sudiantara menyampaikan, dengan menampilkan lambang partai sesungguhnya pihaknya ingin menonjolkan pada masyarakat Bali yang memang mayoritas berdarah "banteng".
Ia menyayangkan mengapa sampai persoalan logo menjadi dipermasalahkan oleh KPU dan tim Pastika-Sudikerta, padahal lima tahun lalu surat suara Gubernur Made Mangku Pastika yang saat itu berpasangan dengan Puspayoga juga mencantumkan lambang PDIP.
Seperti diketahui, hari ini Panwaslu Bali menyampaikan hasil temuan bahwa pencantuman logo pada kertas suara tidak sesuai dengan isi Peraturan KPU Nomor 66 tahun 2009 pasal 6 ayat 2 yang dinyatakan surat suara hanya memuat foto, nomor urut, dan nama pasangan calon.
"Sebenarnya kami PDIP sangat berharap Pilkada dapat berjalan aman dan tentram karena kondusivitas harga mati yang tidak bisa ditawar, tetapi jangan kami diutak-atik soal prinsip," ucap Sudiantara. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013