Ketua Komisi II DPRD Bali Agung Bagus Pratiksa Linggih mengusulkan dilakukan pengalihan jalan di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
“Terutama bus-bus besar dan kecil, yang bukan kendaraan pribadi, buat mengurai kemacetan,” kata dia usai pertemuan dengan pihak Dinas Perhubungan Bali di Denpasar, Selasa.
Menurut Agung, angkutan yang membawa wisatawan jalur darat dialihkan ke jalur Kabupaten Buleleng selama Natal dan Tahun Baru (Nataru), selain mengurai kemacetan, juga diharapkan untuk mengenalkan destinasi wisata selain di Bali bagian selatan.
“Pengalihan ke Buleleng lewati Bedugul atau sampai dengan Kintamani, mungkin kebanyakan wisatawan malah tidak tahu ada destinasi wisata lain di Bali, sehingga selain untuk mengurai kemacetan juga kita bisa memperkenalkan objek wisata,” ujarnya.
Menanggapi usulan anggota DPRD Bali itu, Kepala Dinas Perhubungan Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan upaya mengurangi kemacetan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) itu perlu dipertimbangkan dengan matang.
Menurut dia, usulan itu menarik, tetapi harus diakui seluruh bus wisata yang menyeberang ke Bali pada akhirnya berwisata ke Bali Selatan sehingga kemacetan akan tetap terjadi disana.
“Harus dihitung baik-baik, kira-kira seperti apa pengaruhnya terhadap lalu lintas di selatan Bali, apa untung ruginya? Kan akhirnya semua orang ke selatan juga, yang macet di selatan, kecuali mungkin destinasinya dipindah ke Bali bagian utara,” kata dia.
Pada periode Natal dan Tahun Baru 2025 in, Dinas Perhubungan Bali memproyeksikan akan terjadi lonjakan kedatangan 19-20 persen wisatawan pada akhir tahun ini.
Dinas Perhubungan Bali memfokuskan potensi kemacetan di pintu masuk Bali seperti bandara dan pelabuhan, serta objek wisata, terutama tiga hari jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
“Terutama bus-bus besar dan kecil, yang bukan kendaraan pribadi, buat mengurai kemacetan,” kata dia usai pertemuan dengan pihak Dinas Perhubungan Bali di Denpasar, Selasa.
Menurut Agung, angkutan yang membawa wisatawan jalur darat dialihkan ke jalur Kabupaten Buleleng selama Natal dan Tahun Baru (Nataru), selain mengurai kemacetan, juga diharapkan untuk mengenalkan destinasi wisata selain di Bali bagian selatan.
“Pengalihan ke Buleleng lewati Bedugul atau sampai dengan Kintamani, mungkin kebanyakan wisatawan malah tidak tahu ada destinasi wisata lain di Bali, sehingga selain untuk mengurai kemacetan juga kita bisa memperkenalkan objek wisata,” ujarnya.
Menanggapi usulan anggota DPRD Bali itu, Kepala Dinas Perhubungan Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan upaya mengurangi kemacetan saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) itu perlu dipertimbangkan dengan matang.
Menurut dia, usulan itu menarik, tetapi harus diakui seluruh bus wisata yang menyeberang ke Bali pada akhirnya berwisata ke Bali Selatan sehingga kemacetan akan tetap terjadi disana.
“Harus dihitung baik-baik, kira-kira seperti apa pengaruhnya terhadap lalu lintas di selatan Bali, apa untung ruginya? Kan akhirnya semua orang ke selatan juga, yang macet di selatan, kecuali mungkin destinasinya dipindah ke Bali bagian utara,” kata dia.
Pada periode Natal dan Tahun Baru 2025 in, Dinas Perhubungan Bali memproyeksikan akan terjadi lonjakan kedatangan 19-20 persen wisatawan pada akhir tahun ini.
Dinas Perhubungan Bali memfokuskan potensi kemacetan di pintu masuk Bali seperti bandara dan pelabuhan, serta objek wisata, terutama tiga hari jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024