Denpasar (Antara Bali) - Sejumlah warga di Kota Denpasar kesulitan menemukan beberapa jenis buah yang biasanya digunakan untuk ritual persembahyangan, di pusat perbelanjaan dan pasar tradisional sehari menjelang Galungan yang jatuh Rabu (27/3).
"Buah yang ada saat ini adalah hanya beberapa jenis saja tidak beragam, dan semuanya adalah produk lokal," kata I Gusti Made Rai Wirata, salah seorang warga Denpasar, Selasa.
Selain itu harganya pun melonjak, seperti buah manggis yang sebelumnya berkisar Rp13 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram. Namun sangat disayangkan kualitas dari buah lokal itu tidak sesuai dengan harganya.
Hal senada disampaikan Operation Manager Tiara Dewata Novie Setyo Utomo. Dia mengatakan, penyebab menghilangnya beberapa jenis buah-buahan itu karena ada kebijakan pembatasan barang impor.
"Pembatasan impor tersebut berimbas kepada menghilangnya sejumlah jenis buah yang biasanya diimpor, seperti jeruk, apel merah dan pear," ucapnya. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Buah yang ada saat ini adalah hanya beberapa jenis saja tidak beragam, dan semuanya adalah produk lokal," kata I Gusti Made Rai Wirata, salah seorang warga Denpasar, Selasa.
Selain itu harganya pun melonjak, seperti buah manggis yang sebelumnya berkisar Rp13 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram. Namun sangat disayangkan kualitas dari buah lokal itu tidak sesuai dengan harganya.
Hal senada disampaikan Operation Manager Tiara Dewata Novie Setyo Utomo. Dia mengatakan, penyebab menghilangnya beberapa jenis buah-buahan itu karena ada kebijakan pembatasan barang impor.
"Pembatasan impor tersebut berimbas kepada menghilangnya sejumlah jenis buah yang biasanya diimpor, seperti jeruk, apel merah dan pear," ucapnya. (IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013