Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, Bali, I Gusti Ayu Laksmi Saraswati, meminta pihak desa/kelurahan agar rutin melakukan pengecekan atau memperbarui data lansia telantar di daerah masing-masing sehingga mereka bisa segera mendapatkan fasilitas pelayanan sosial.
"Ketika ada lansia telantar membutuhkan bantuan alat kesehatan seperti alat bantu dengar dan tongkat, misalnya, sehingga bisa segera dibantu melalui program Pojok Kebaikan dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Menyapa," kata Laksmi di Denpasar, Minggu.
Bentuk pelayanan Pojok Kebaikan mencakup 23 layanan sosial dalam ruang lingkup rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan jaminan sosial, yang layanannya bisa dilakukan secara daring maupun luring.
Pihaknya mencatat jumlah lansia telantar di Kota Denpasar saat ini sebanyak 312 orang. "Lansia telantar ini bukan karena mereka tidak punya rumah. Mereka memiliki rumah, tetapi fungsi sosialnya yang terganggu, secara ekonomi tidak bisa berobat, dan tidak ada yang mengantar," ucapnya.
Menurut Laksmi, dengan para lansia telantar maupun warga di desa/kelurahan yang sifatnya "emergency" atau membutuhkan pertolongan itu datanya sudah masuk, sehingga mereka yang tidak memiliki BPJS Kesehatan bagi warga KTP Denpasar sudah langsung bisa teraktifkan.
Baca juga: Pemkot Denpasar gugah kampus agar peduli kesehatan lansia
"Jadi, sudah dilakukan antisipasi sebelum mereka sakit," ujarnya lagi.
Sedangkan bagi lansia telantar yang tidak ber-KTP Denpasar, Dinas Sosial juga tetap melakukan pelayanan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali sehingga bisa dikembalikan ke daerah asal.
"Banyak lansia yang kami temui itu datang dari luar daerah kemudian sakit, kos dengan tempat yang tidak memadai, dan ada yang meninggal, itu juga kami layani," katanya.
Laksmi menceritakan beberapa waktu lalu Dinas Sosial Kota Denpasar juga telah berkoordinasi untuk membantu pemulangan lansia berkewarganegaraan Kanada yang telantar di Bali.
"Lansia dari Kanada telantar di Bali karena uangnya habis. Lansia tersebut sempat mengalami emosi dan kami titip ke Panti Sosial Tresna Wredha milik Pemerintah Provinsi Bali," ujarnya.
Pihaknya menghubungi Kedutaan Besar Kanada agar dilakukan penyelesaian permasalahan tersebut sehingga lansia ini bisa dikembalikan ke negaranya. Dari pihak Kedutaan Kanada berkoordinasi dengan pihak keluarga supaya bisa dipulangkan agar tidak lama berada di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
"Ketika ada lansia telantar membutuhkan bantuan alat kesehatan seperti alat bantu dengar dan tongkat, misalnya, sehingga bisa segera dibantu melalui program Pojok Kebaikan dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Menyapa," kata Laksmi di Denpasar, Minggu.
Bentuk pelayanan Pojok Kebaikan mencakup 23 layanan sosial dalam ruang lingkup rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial dan jaminan sosial, yang layanannya bisa dilakukan secara daring maupun luring.
Pihaknya mencatat jumlah lansia telantar di Kota Denpasar saat ini sebanyak 312 orang. "Lansia telantar ini bukan karena mereka tidak punya rumah. Mereka memiliki rumah, tetapi fungsi sosialnya yang terganggu, secara ekonomi tidak bisa berobat, dan tidak ada yang mengantar," ucapnya.
Menurut Laksmi, dengan para lansia telantar maupun warga di desa/kelurahan yang sifatnya "emergency" atau membutuhkan pertolongan itu datanya sudah masuk, sehingga mereka yang tidak memiliki BPJS Kesehatan bagi warga KTP Denpasar sudah langsung bisa teraktifkan.
Baca juga: Pemkot Denpasar gugah kampus agar peduli kesehatan lansia
"Jadi, sudah dilakukan antisipasi sebelum mereka sakit," ujarnya lagi.
Sedangkan bagi lansia telantar yang tidak ber-KTP Denpasar, Dinas Sosial juga tetap melakukan pelayanan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bali sehingga bisa dikembalikan ke daerah asal.
"Banyak lansia yang kami temui itu datang dari luar daerah kemudian sakit, kos dengan tempat yang tidak memadai, dan ada yang meninggal, itu juga kami layani," katanya.
Laksmi menceritakan beberapa waktu lalu Dinas Sosial Kota Denpasar juga telah berkoordinasi untuk membantu pemulangan lansia berkewarganegaraan Kanada yang telantar di Bali.
"Lansia dari Kanada telantar di Bali karena uangnya habis. Lansia tersebut sempat mengalami emosi dan kami titip ke Panti Sosial Tresna Wredha milik Pemerintah Provinsi Bali," ujarnya.
Pihaknya menghubungi Kedutaan Besar Kanada agar dilakukan penyelesaian permasalahan tersebut sehingga lansia ini bisa dikembalikan ke negaranya. Dari pihak Kedutaan Kanada berkoordinasi dengan pihak keluarga supaya bisa dipulangkan agar tidak lama berada di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024