Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di provinsi setempat pada 2023 sebesar Rp166,67 triliun, masih lebih tinggi dibandingkan total penyaluran kredit yang mencapai Rp105,15 triliun.

"Ini artinya orang-orang masih percaya untuk menyimpan uangnya di perbankan di Bali," kata  Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali Ananda R Mooy di Gianyar, Selasa.

Ananda pada acara bertajuk Ngobrol Ringan dan Santai tentang Edukasi (Ngorta) tersebut menyampaikan penghimpunan DPK di Bali hingga Desember 2023 sebesar Rp166,67 triliun itu tumbuh sebesar 18,13 persen dibandingkan periode yang sama pada Desember 2022.

"Peningkatan DPK di Bali tersebut ditopang oleh peningkatan nominal tabungan sebesar Rp19,44 triliun, kemudian deposito yang mencapai Rp5,46 triliun," ujarnya.

Ananda berpandangan dengan peningkatan tabungan tersebut, mengindikasikan masyarakat di Bali sebenarnya sudah siap dana untuk investasi atau pun memang untuk berjaga-jaga karena berbekal pengalaman saat COVID-19. 

"Dengan disimpan dalam bentuk tabungan, sehingga bisa ditarik dengan lebih mudah pada saat dibutuhkan, dibandingkan disimpan dalam bentuk deposito," ujarnya.

Sedangkan terkait dengan penyaluran kredit hingga Desember 2023 yang mencapai Rp105,15 triliun tersebut tumbuh sebesar 6,10 persen (yoy).

"Penyaluran kredit hingga Desember 2023 itu lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya (2022) yang tumbuh sebesar 4,10 persen (yoy) atau dengan total nominal saat itu mencapai Rp99,11 triliun," ujarnya.

Pihaknya berharap supaya pertumbuhan kredit di Bali pada 2024 ini akan lebih tinggi dibandingkan pada 2023 sehingga semakin banyak UMKM yang terbantu.

Terkait kredit yang tersalurkan masih lebih rendah dibandingkan penghimpunan DPK, lanjut Ananda, bisa jadi karena prinsip kehati-hatian yang dipegang oleh perbankan terkait kemampuan debitur untuk mengembalikan dana yang dipinjam dari perbankan.

"Kalau kita melihat penyaluran perbankan berdasarkan lokasi proyeknya di Bali hingga Desember 2023 itu meningkat sebesar Rp125,83 triliun atau tumbuh 5,91 persen (yoy). Bank penyalur kredit atau yang membiayai proyek tidak hanya perbankan di Bali, termasuk juga yang ada di luar Bali," katanya lagi.

Sedangkan terkait penyaluran kredit dari perbankan yang memang berada di Bali mencapai Rp103,05 triliun atau dengan pertumbuhan 3,98 persen (yoy).

"Kami menilai kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali posisi Desember 2023 masih tetap terjaga stabil dan solid didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga," ucap Ananda.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024