Bogor (Antara Bali) - Lemahnya koordinasi antar lembaga maupun institusi menjadikan Indonesia sebagai negara  yang belum siap dalam menghadapi ancaman baik bencana, kesehatan dan lingkungan, kata ahli Ilmu Faal, Prof Dr Agik Suprayogi.

"Kita ini belum siap dalam menghadapi ancaman, baik itu ancaman bencana, kesehatan maupun lingkungan," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia (IAIFI), Prof Dr Agik Suprayogi, dalam acara seminar nasional IAIFI di Master Bisnis Institut Pertanian Bogor, Rabu.

Ia menjelaskan, koordinasi antar lembaga, pemerintahan, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat belum sinergi dalam satu mozaik. Sehingga setiap pihak memiliki pandangan yang tidak terintegrasi dalam pemecahan satu masalah.

Setiap pihak memiliki pola pikir masing-masing yang bekerja sendiri-sendiri tidak menyatu dalam mozaik untuk menyelesaikan persoalan bersama-sama.

Seperti contoh kasus, bencana banjir saat ini, semua pihak sibuk mengurus banjir. Sementara ancaman ke depan setelah banjir jauh lebih penting untuk dibahas dan disiapkan bersama sebelum ancaman tersebut tiba.

"Ancaman setelah banjir ini sudah mulai mengintai, seperti penyakit Leptospirosis, antraks dan masih banyak lagi," katanya.

Menurut Agik, Indonesia tidak kekurangan pakar, teknologi maupun sumber daya, namun karena lemahnya koordinasi tersebut, penanganan antisipasi bencana menjadi lambat. (LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013