Lebak (Antara Bali) - Abon ikan "Bu Bedah" produksi kelompok usaha bersama Karya Mandiri di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten, diminati pasar Jepang, karena tanpa menggunakan bahan pengawet serta tahan lama hingga delapan bulan.
"Kami memasok ke sejumlah pasar supermarket di Jepang melalui pengusaha eksportir dari Jakarta," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube) Karya Mandiri Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak, Bedah di Rangkasbitung, Minggu.
Menurut dia, selama ini permintaan abon ikan untuk pasar Jepang relatif tinggi karena memiliki kualitas yang bagus dibandingkan dari Manado, Sulawesi Utara.
Produksi abon ikan yang dipasok ke Jepang tersebut terdiri dari jenis ikan marlin dan tuna.
Kualitas abon ikan Kube Karya Mandiri Kabupaten Lebak memiliki keunggulan, di antaranya bisa bertahan delapan bulan tanpa pengawet. Selain itu juga rasanya renyah, gurih, nikmat juga kandungan proteinnya cukup tinggi.
Karena itu, kata dia, warga Jepang sangat menyukai abon ikan produk Kube Karya Mandiri Kabupaten Lebak.
"Kami memasok abon ikan ke Jepang sekitar satu ton per bulan dengan harga Rp110.000 per kilogram," katanya. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Kami memasok ke sejumlah pasar supermarket di Jepang melalui pengusaha eksportir dari Jakarta," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (Kube) Karya Mandiri Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak, Bedah di Rangkasbitung, Minggu.
Menurut dia, selama ini permintaan abon ikan untuk pasar Jepang relatif tinggi karena memiliki kualitas yang bagus dibandingkan dari Manado, Sulawesi Utara.
Produksi abon ikan yang dipasok ke Jepang tersebut terdiri dari jenis ikan marlin dan tuna.
Kualitas abon ikan Kube Karya Mandiri Kabupaten Lebak memiliki keunggulan, di antaranya bisa bertahan delapan bulan tanpa pengawet. Selain itu juga rasanya renyah, gurih, nikmat juga kandungan proteinnya cukup tinggi.
Karena itu, kata dia, warga Jepang sangat menyukai abon ikan produk Kube Karya Mandiri Kabupaten Lebak.
"Kami memasok abon ikan ke Jepang sekitar satu ton per bulan dengan harga Rp110.000 per kilogram," katanya. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013