Hamparan lahan kolam yang tertata rapi untuk  membudidayakan ikan nila seluas lima hektare, dilakukan oleh Sulham, sosok pria pekerja keras dari Dusun Selewan, Desa Teratak, Kecamatan Batukliyang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisms4 (EM4) perikanan, Sulham mampu menghasilkan ikan air tawar secara organik rasa  gurih, enak dan nikmat bebas dari amis, bau tanah dan rasa lumpur.

"Kegiatan yang ditekuni sejak tahun 2003, atau 20 tahun yang silam, delapan tahun belakangan  khusus memanfaatkan  bakteri fermentasi (microorganisme) yang sebelumnya menggunakan berbagai jenis produk, namun EM mampu memberikan hasil yang melimpah dan keuntungan yang cukup menjanjikan," tutur  pemilik dan pengelola Sulham Farm, Sulham ketika menerima kunjungan tim YouTube PT Songgolangit Persada yang memproduksi EM4.

Kunjungan tim tersebut dipimpin Kepala Pemasaran PT Songgolangit Persada Cabang Bali , Irkham Rosidi didampingi marketing Dewa Suriada, Manajer Pak Oles Green School, Ir. Koentjoro Adijanto, Putu Wirnata dan Made Astawa.

Aktivitas budidaya ikan nila mulai dari segmentasi pembenihan ikan nila, pendederan, pembesaran,  perawatan air kolam semuanya menggunakan sentuhan produk EM4.  Perusahaan yang memasok kebutuhan ikan nila segar, rasa gurih dan enak bagi masyarakat luas di Kota Mataram melakukan pembibitan secara mandiri (swadaya).

Sulham menjelaskan pihaknya melakukan pembenihan ikan nila dengan produksi rata-rata dua juta ekor larva setiap bulan. Bibit ikan nila dalam jumlah besar dipindahkan ke kolam khusus budidaya dengan mitra kerja yang sudah terjalan baik tersebar di wilayah Lombok Tengah.

Segmen yang kedua adalah pendederan yakni  memproduksi benih gelondongan sampai sais 50 gram/ekor yang telah  dipelihara selama dua bulan. Setelah ikan nila berat 50 gram seterusnya dipindah ke segmentasi pembesaran sampai sais 3, 4, 5 dan 6 dengan berat ke-4 jenis itu rata-rata sekilogram  dipasarkan ke konsumen masyarakat sekitarnya.

"Ikan nila yang dibesarkan secara organik berkat sentuhan EM4 perikanan memiliki rasa gurih, enak dan nikmat bebas dari amis, bau tanah dan rasa lumpur sangat disenangi masyarakat sekitarnya, karena pasar lokal setiap harinya membutuhkan pasokan ikan segar  cukup banyak, sehingga pemasaran ikan nila hasil produksi sangat lancar," tutur Sulham.

Pertanian terpadu 

Sulham di tempat lain juga mengelola pertanian terpadu yang mengkolaborasikan usaha budidaya perikanan air tawar ikan nila dengan sektor pertanian untuk mengembangkan  berbagai jenis tanaman hortikultura  seluas lima hektar, juga memanfaatkan EM4.

Pertanian terpadu basis organik dengan produksi yang melimpah ruah, guna memenuhi kebutuhan bahan pangan yang sehat, yang lokasinya tidak jauh dari usaha yang pertama.

Lahan seluas lima hektar selain mengembangkan budidaya ikan nila yang terdiri atas beberapa kolam yang tertata secara rapi juga mengembangkan komoditas pertanian berupa  jenis hortikultura.

Pematang kolam yang memanjang sengaja dibuat agak lebar yang di atasnya ditanami  cabai, tomat, labu, kangkung dan kacang panjang yang memanfaatkan pupuk dari air limbah ikan atau ikan-ikan yang mati setelah difermentasi dengan EM4.

Sulham menambahkan, tanaman hortikultura yang dipadukan dengan budidaya ikan nilai semua tumbuh sehat, sehingga mampu memberikan nilai tambah untuk mendukung biaya operasional.

"Pemeliharaan secara terpadu ikan nila dan pengembangan pertanian komoditas hortikultura mampu memberikan banyak manfaat, yakni pupuk organik yang kita perlukan tidak perlu membeli yakni dengan memanfaatkan air ikan kolam dan limbah ikan-ikan yang mati setelah difermentasi," katanya.

Ikan-ikan nila yang mati dikumpulkan lalu difermentasi dengan EM4 untuk dijadikan bahan membuat asam amino, guna memupuk tanaman di sepanjang  pematang kolam.

"Dengan demikian semua jenis tanaman hortikultura di pematang kolam yang sengaja dibuat ukuran besar menjadi subur dan berbuah lebat seperti cabai, terong, labu, kacang panjang yang semuanya mempunyai nilai ekonomis tinggi," kata Sulham.

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023