Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Perindustrian memprediksi industri makanan akan tetap tumbuh walaupun hanya tipis di kisaran delapan hingga sembilan persen.
"Tahun ini tumbuh walaupun sedikit karena pengaruh kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan upah buruh, sekitar delapan hingga sembilan persen," kata Direktur Industri Makanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kemperin Faiz Ahmad di kantornya di Jakarta, Jumat.
Pihaknya optimistis masih ada kenaikan karena konsumsi hasil industri makanan cukup tinggi, terutama di pasar domestik.
Industri makanan tahun ini, lanjutnya, diharapkan bisa tumbuh lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang sebesar 8,6 persen. "Kuartal III 2012 saja industri makanan sudah 8,6 persen, kami harap kuartal IV nanti bisa mencapai dua digit, mungkin 10 persen," katanya.
Meski diproyeksikan naik tipis, Faiz menilai ada kekhawatiran terjadinya kenaikan harga jual berkisar 5-10 persen, terutama di produk makanan olahan.
Kenaikan harga disebabkan oleh dampak naiknya tarif dasar listrik, menurut dia, akan terjadi di industri makanan yang banyak menggunakan energi tersebut, seperti produk berbasis tepung dan kembang gula.
"Hampir semua produk makanan yang menggunakan listrik cukup tinggi, misalnya produk biskuit dan kembang gula," katanya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Tahun ini tumbuh walaupun sedikit karena pengaruh kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan upah buruh, sekitar delapan hingga sembilan persen," kata Direktur Industri Makanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kemperin Faiz Ahmad di kantornya di Jakarta, Jumat.
Pihaknya optimistis masih ada kenaikan karena konsumsi hasil industri makanan cukup tinggi, terutama di pasar domestik.
Industri makanan tahun ini, lanjutnya, diharapkan bisa tumbuh lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang sebesar 8,6 persen. "Kuartal III 2012 saja industri makanan sudah 8,6 persen, kami harap kuartal IV nanti bisa mencapai dua digit, mungkin 10 persen," katanya.
Meski diproyeksikan naik tipis, Faiz menilai ada kekhawatiran terjadinya kenaikan harga jual berkisar 5-10 persen, terutama di produk makanan olahan.
Kenaikan harga disebabkan oleh dampak naiknya tarif dasar listrik, menurut dia, akan terjadi di industri makanan yang banyak menggunakan energi tersebut, seperti produk berbasis tepung dan kembang gula.
"Hampir semua produk makanan yang menggunakan listrik cukup tinggi, misalnya produk biskuit dan kembang gula," katanya. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013