Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengajak masyarakat di daerah itu mengawasi proyek pembangunan Jembatan Pangkung Anyar Lapang di Lingkungan Bakung, Kelurahan Sukasada agar pengerjaan sesuai waktu dan standar yang telah ditetapkan.
"Hari ini secara resmi dimulai tahap pengerjaan. Lebih baik sedikit terlambat tapi hasilnya bagus dibandingkan pengerjaan cepat tapi hasilnya kurang bagus," kata Lihadnyana saat peletakan batu pertama serangkaian kunjungan kerjanya (Kunker) di Kecamatan Sukasada, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis di Singaraja, Sabtu.
Jembatan penghubung antara Kelurahan Sukasada, Desa Sari Mekar hingga Padangbulia yang sempat ambruk akibat tergerus air pada awal tahun itu ditargetkan rampung akhir Desember tahun ini. Hal itu diakui Lihadnyana terkesan terlambat penanganannya mengingat masih terbentur anggaran.
Ia mengakui pembangunan jembatan ini terkesan agak terlambat karena terbentur anggaran. Untuk itu dirinya mengajak masyarakat di tempat itu untuk bersama-sama mengawasi pembangunan agar nantinya bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
Baca juga: Dewan Pendidikan dan Disdikpora Buleleng deklarasikan anti perundungan
"Ke depan pemerintah daerah akan memitigasi bagaimana skema penganggarannya agar tidak terfokus pada kegiatan rutin saja. Karena bencana alam tidak bisa diprediksi. Untuk itu nantinya agar anggaran ini masuk di anggaran kedaruratan sehingga bisa direalisasi saat ada bencana," tutup Lihadnyana.
Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Buleleng Putu Adiptha Ekaputra menjelaskan kronologi ambruknya jembatan ini dikarenakan adanya intensitas curah hujan yang sangat tinggi pada awal tahun yang mengakibatkan tanah tergerus dan menyebabkan ambruknya jembatan.
Namun, saat itu pemerintah daerah bersama semua pihak terkait serta masyarakat sekitar membangun akses jembatan darurat sambil menunggu anggaran tersedia. Hal itu sebagai antisipasi awal mengingat jembatan ini menghubungkan sekolah juga sembari mencari solusi bersama Pj. Bupati untuk mencari sumber pendanaan.
"Astungkara Bupati bergerak cepat menyiapkan anggaran dari berbagai sumber sehingga diputuskan hari ini melakukan peletakan batu pertama pembangunan bok culvet pada jembatan," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristekdikti minta Undiksha Singaraja perkuat pengawasan PT
Untuk anggarannya, Adipta menerangkan dalam pembangunan ini menelan biaya sebesar Rp981 juta dan ditargetkan rampung pertengahan bulan Desember. Ucapan syukur dilontarkan perwakilan masyarakat di Lingkungan Bakung atas dimulainya pengerjaan jembatan.
Jro Joni Sandiasa selaku tokoh masyarakat sekaligus Bendesa Adat Sukasada menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pj. Bupati Buleleng yang secara resmi menandai dimulainya pembangunan jembatan tersebut.
Jro Joni menuturkan, dari ambruknya jembatan ini pada awal tahun itu pemerintah daerah secara sigap melakukan pemantauan serta memfasilitasi dengan pembuatan jembatan darurat sambil mencari solusi pendanaan pembangunan jembatan yang astungkara bisa direalisasikan hari ini.
"Kami mewakili Desa Adat Sukasada dan sekitarnya mengucapkan terima kasih ke pemerintah atas kesigapannya membantu masyarakat disini. Semoga fasilitas umum ini bisa digunakan dan dimanfaatkan khususnya di lingkungan Kelurahan Sukasada dan sekitarnya," pungkasnya.
Untuk diketahui, selain melakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan, Kunker Pj. Lihadnyana, juga memberikan bantuan secara simbolis kepada masyarakat di Kecamatan Sukasada, diantaranya pemberian sembako, BSU, kursi roda, tongkat sensorik, CPP serta bantuan peningkatan RTLH bagi keluarga yang tergolong kemiskinan ekstrem.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Hari ini secara resmi dimulai tahap pengerjaan. Lebih baik sedikit terlambat tapi hasilnya bagus dibandingkan pengerjaan cepat tapi hasilnya kurang bagus," kata Lihadnyana saat peletakan batu pertama serangkaian kunjungan kerjanya (Kunker) di Kecamatan Sukasada, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis di Singaraja, Sabtu.
Jembatan penghubung antara Kelurahan Sukasada, Desa Sari Mekar hingga Padangbulia yang sempat ambruk akibat tergerus air pada awal tahun itu ditargetkan rampung akhir Desember tahun ini. Hal itu diakui Lihadnyana terkesan terlambat penanganannya mengingat masih terbentur anggaran.
Ia mengakui pembangunan jembatan ini terkesan agak terlambat karena terbentur anggaran. Untuk itu dirinya mengajak masyarakat di tempat itu untuk bersama-sama mengawasi pembangunan agar nantinya bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
Baca juga: Dewan Pendidikan dan Disdikpora Buleleng deklarasikan anti perundungan
"Ke depan pemerintah daerah akan memitigasi bagaimana skema penganggarannya agar tidak terfokus pada kegiatan rutin saja. Karena bencana alam tidak bisa diprediksi. Untuk itu nantinya agar anggaran ini masuk di anggaran kedaruratan sehingga bisa direalisasi saat ada bencana," tutup Lihadnyana.
Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Buleleng Putu Adiptha Ekaputra menjelaskan kronologi ambruknya jembatan ini dikarenakan adanya intensitas curah hujan yang sangat tinggi pada awal tahun yang mengakibatkan tanah tergerus dan menyebabkan ambruknya jembatan.
Namun, saat itu pemerintah daerah bersama semua pihak terkait serta masyarakat sekitar membangun akses jembatan darurat sambil menunggu anggaran tersedia. Hal itu sebagai antisipasi awal mengingat jembatan ini menghubungkan sekolah juga sembari mencari solusi bersama Pj. Bupati untuk mencari sumber pendanaan.
"Astungkara Bupati bergerak cepat menyiapkan anggaran dari berbagai sumber sehingga diputuskan hari ini melakukan peletakan batu pertama pembangunan bok culvet pada jembatan," katanya.
Baca juga: Kemendikbudristekdikti minta Undiksha Singaraja perkuat pengawasan PT
Untuk anggarannya, Adipta menerangkan dalam pembangunan ini menelan biaya sebesar Rp981 juta dan ditargetkan rampung pertengahan bulan Desember. Ucapan syukur dilontarkan perwakilan masyarakat di Lingkungan Bakung atas dimulainya pengerjaan jembatan.
Jro Joni Sandiasa selaku tokoh masyarakat sekaligus Bendesa Adat Sukasada menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pj. Bupati Buleleng yang secara resmi menandai dimulainya pembangunan jembatan tersebut.
Jro Joni menuturkan, dari ambruknya jembatan ini pada awal tahun itu pemerintah daerah secara sigap melakukan pemantauan serta memfasilitasi dengan pembuatan jembatan darurat sambil mencari solusi pendanaan pembangunan jembatan yang astungkara bisa direalisasikan hari ini.
"Kami mewakili Desa Adat Sukasada dan sekitarnya mengucapkan terima kasih ke pemerintah atas kesigapannya membantu masyarakat disini. Semoga fasilitas umum ini bisa digunakan dan dimanfaatkan khususnya di lingkungan Kelurahan Sukasada dan sekitarnya," pungkasnya.
Untuk diketahui, selain melakukan peletakan batu pertama pembangunan jembatan, Kunker Pj. Lihadnyana, juga memberikan bantuan secara simbolis kepada masyarakat di Kecamatan Sukasada, diantaranya pemberian sembako, BSU, kursi roda, tongkat sensorik, CPP serta bantuan peningkatan RTLH bagi keluarga yang tergolong kemiskinan ekstrem.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023