Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali menyebut angka imunisasi yang tinggi menyebabkan tak ada Kejadian Luar Bisa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (KLB PD3I) di "Pulau Dewata" --sebutan untuk Bali.

“Tidak ada KLB PD3I karena Bali imunisasinya tinggi. Tidak ada solusi lain karena satu-satunya pencegahan spesifik ya imunisasi, dan terbukti kalau provinsi lain yang imunisasinya rendah sudah pasti kejadian PD3I,” kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Bali I Gusti Ayu Raka Susanti di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan pada 2022 angka imunisasi di Bali telah mencapai 100,33 persen dan pada Januari 2023 hingga April 2023 mencapai 26,56 persen.

Antisipasi terhadap KLB PD3I menjadi perhatian Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal P2P yang meminta daerah melakukan langkah kewaspadaan untuk mengantisipasi peningkatan kasus.

Baca juga: Dinas Kesehatan Provinsi Bali catat 38 orang dirawat karena meningitis

“Selama ini KLB PD3I kita di Bali bisa dikatakan belum ada, setidaknya tidak seperti provinsi lain yang ada KLB difteri, pertusis, dan polio. Kalau campak kita ada beberapa tapi tidak disebutkan sebagai KLB karena tidak menyebar,” kata dia.

Untuk campak pada tahun ini, Dinkes Bali menemukan satu kasus suspek dari Kabupaten Klungung, namun dalam waktu dua kali masa inkubasi tak ditemukan penularan ke sekitar.

Meski demikian, pihaknya tetap melakukan penyelidikan epidemiologi (PE), pengambilan sampel, dan penelusuran kontak.

“Tindakannya tentu kalau ada suspek kita PE, kita turun lapangan wawancara status imunisasinya bagaimana, apakah pernah bepergian ke daerah yang terjangkit. Lalu surveilans mencari penyebabnya dan mendorong puskesmas melengkapi status imunisasi,” kata dia.

Baca juga: Dinkes Bali dirikan 26 posko kesehatan saat Lebaran 2023

Dia menyebut arahan Kemenkes dalam Surat Edaran Nomor IM.03.02/C/976/2023 tentang KLB PD3I muncul karena tingginya jumlah kasus yang ditemukan di Indonesia pada 2022 yaitu satu KLB Polio cVPDV2, 64 KLB campak, 10 KLB rubela, dan 126 KLB difteri.

Raka menilai penularan kasus tentu berpotensi terjadi, namun kembali melihat angka imunisasi yang tinggi menjadikan itu sebagai modal anak-anak di Bali tak terserang KLB PD3I.

“Penularan pasti berpotensi, Bali kan mobilisasinya tinggi ada kunjungan wisata, tapi kita sudah membentengi diri dengan imunisasi tinggi dan merata jadi bisa dikatakan walaupun ada pembawa tidak menimbulkan penularan,” kata dia.

Oleh karena itu, Dinkes Bali mengimbau orang tua yang memiliki anak usia 1-2 tahun atau bahkan usia sekolah apabila belum melengkapi imunisasi agar segera ke puskesmas dalam rangka mencegah PD3I.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023