Kendari (Antara Bali) - Warga berisiko terjangkit virus HIV/AIDS di Sulawesi Tenggara (Sultra) di sepuluh kabupaten dan dua kota yang jumlahnya mencapai ribuan orang, diimbau untuk melakukan tes darah di Rumah Sakit Umum (RSU) Provinsi Sultra.
"Mereka yang berisiko terjangkit virus HIV/AIDS tidak perlu khawatir melakukan tes darah di RSU Provinsi Sultra, sebab identitas mereka akan dirahasiakan oleh pihak petugas rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan provinsi Sultra, Amin Yohanis di Kendari, Minggu.
Selain identitas mereka dirahasiakan oleh petugas rumah sakit, kata dia, juga dalam pelayanan tes darah tersebut tidak dipungut biaya apa pun.
Bahkan ujarnya, jika mereka yang melakukan tes darah terdeteksi mengidap virus HIV/AIDS, pihak rumah sakit akan memberikan pelayanan kesehatan dan obat-obatan secara cuma-cuma.
"Memeriksakan darah lebih awal, jauh lebih baik karena ketika dalam tes darah itu sudah terdeteksi mengidap virus HIV/AIDS yang bersangkutan bisa langsung mendapatkan pelayanan secara berkelanjutan," katanya.
Namun, jika datang ke rumah sakit setelah kondisi pengidap virus HIV/AIDS sudah memperilihatkan gejala terjangkit virus tersebut seperti diare yang tidak berhenti atau sariawan yang tidak sembuh-sembuh, penanganannya menghambat laju perkembangan virusnya sudah sangat susah dan membutuhkan biaya besar. (*/DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Mereka yang berisiko terjangkit virus HIV/AIDS tidak perlu khawatir melakukan tes darah di RSU Provinsi Sultra, sebab identitas mereka akan dirahasiakan oleh pihak petugas rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan provinsi Sultra, Amin Yohanis di Kendari, Minggu.
Selain identitas mereka dirahasiakan oleh petugas rumah sakit, kata dia, juga dalam pelayanan tes darah tersebut tidak dipungut biaya apa pun.
Bahkan ujarnya, jika mereka yang melakukan tes darah terdeteksi mengidap virus HIV/AIDS, pihak rumah sakit akan memberikan pelayanan kesehatan dan obat-obatan secara cuma-cuma.
"Memeriksakan darah lebih awal, jauh lebih baik karena ketika dalam tes darah itu sudah terdeteksi mengidap virus HIV/AIDS yang bersangkutan bisa langsung mendapatkan pelayanan secara berkelanjutan," katanya.
Namun, jika datang ke rumah sakit setelah kondisi pengidap virus HIV/AIDS sudah memperilihatkan gejala terjangkit virus tersebut seperti diare yang tidak berhenti atau sariawan yang tidak sembuh-sembuh, penanganannya menghambat laju perkembangan virusnya sudah sangat susah dan membutuhkan biaya besar. (*/DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012