Denpasar (Antara Bali) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali mengingatkan Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk memeratakan pertumbuhan ekonomi di bagian barat maupun timur wilayah tersebut.
"Seringkali pertumbuhan ekonomi di provinsi ini tidak dibarengi dengan pemerataan dan tumbuhnya pelaku baru," kata Ketua Kadin Bali Gde Sumarjaya Linggih saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk "Pembangunan Bali Utara-Selatan dan Dampak Ekologisnya" di Denpasar, Sabtu.
Ia tidak memungkiri pertumbuhan ekonomi di Bali telah melebihi rata-rata nasional, namun jika tidak dikelola dengan tepat dan cepat dapat berdampak malapetaka bagi daerah setempat.
"Oleh karena itu, perlu diupayakan agar ada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dalam artian berpihak pada yang lemah dan menekan mereka yang sudah kuat sehingga akhirnya tercipta keadilan. Caranya ya tentu melalui regulasi," ujarnya pada diskusi yang digelar kerja sama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar dengan "Society of Indonesia Enviromental Journalist" tersebut.
Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Buleleng, menurut dia, harus diupayakan ada pertumbuhan ekonomi yang baik dan merata.
"Buleleng bukan saja harus mengejar pembangunan agar tidak tertinggal dengan kawasan Bali bagian selatan, pun harus memeratakan pertumbuhan ekonomi antara kawasan timur dan barat wilayahnya," ujarnya yang juga anggota DPR itu.
Pria yang akrab dipanggil Demer ini menambahkan, kalau pertumbuhan ekonomi dibiarkan bergerak sporadis, sama artinya dengan tidak ada pemerintahan.
"Harapan kami semua pemangku kepentingan harus bersinergi, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Buleleng hendaknya bukan saja menjadi tanggung jawab bupati setempat," katanya.
Sumarjaya menyarankan agar Pemkab Buleleng tidak hanya mengelola sumber daya alam saja, tetapi juga memikirkan daya saing dan budi pekerti SDM di sana. "Jangan hanya terbius dengan gemerlap kapitalistik," katanya.
Diskusi ini juga menghadirkan pembicara Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Kepala PPLH Universitas Udayana Prof I Wayan Arthana. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Seringkali pertumbuhan ekonomi di provinsi ini tidak dibarengi dengan pemerataan dan tumbuhnya pelaku baru," kata Ketua Kadin Bali Gde Sumarjaya Linggih saat menjadi pembicara pada diskusi bertajuk "Pembangunan Bali Utara-Selatan dan Dampak Ekologisnya" di Denpasar, Sabtu.
Ia tidak memungkiri pertumbuhan ekonomi di Bali telah melebihi rata-rata nasional, namun jika tidak dikelola dengan tepat dan cepat dapat berdampak malapetaka bagi daerah setempat.
"Oleh karena itu, perlu diupayakan agar ada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dalam artian berpihak pada yang lemah dan menekan mereka yang sudah kuat sehingga akhirnya tercipta keadilan. Caranya ya tentu melalui regulasi," ujarnya pada diskusi yang digelar kerja sama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar dengan "Society of Indonesia Enviromental Journalist" tersebut.
Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Buleleng, menurut dia, harus diupayakan ada pertumbuhan ekonomi yang baik dan merata.
"Buleleng bukan saja harus mengejar pembangunan agar tidak tertinggal dengan kawasan Bali bagian selatan, pun harus memeratakan pertumbuhan ekonomi antara kawasan timur dan barat wilayahnya," ujarnya yang juga anggota DPR itu.
Pria yang akrab dipanggil Demer ini menambahkan, kalau pertumbuhan ekonomi dibiarkan bergerak sporadis, sama artinya dengan tidak ada pemerintahan.
"Harapan kami semua pemangku kepentingan harus bersinergi, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Buleleng hendaknya bukan saja menjadi tanggung jawab bupati setempat," katanya.
Sumarjaya menyarankan agar Pemkab Buleleng tidak hanya mengelola sumber daya alam saja, tetapi juga memikirkan daya saing dan budi pekerti SDM di sana. "Jangan hanya terbius dengan gemerlap kapitalistik," katanya.
Diskusi ini juga menghadirkan pembicara Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Kepala PPLH Universitas Udayana Prof I Wayan Arthana. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012