Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Bali, Ketut Lihadnyana menekankan kepada seluruh jajarannya untuk terus berkreativitas dan beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk mewujudkan Buleleng yang kuat.

"Semua pihak harus bekerja keras agar bergerak menuju Buleleng yang kuat. Untuk bisa mewujudkan itu, kreativitas-kreativitas harus dilakukan dalam bekerja," kata Lihadnyana dalam keterangan yang diterima di Kota Singaraja, Minggu.

Ia mengatakan, pihaknya ingin menelurkan inovasi untuk memberikan dampak kepada masyarakat. Pemikiran adaptif terhadap perubahan lingkungan juga harus dimiliki.

“Baru kita bisa kuat dan unggul. Serta dalam situasi apapun Buleleng bisa menjadi tangguh. Ada bencana ini, bencana itu atau pandemi, Buleleng akan menjadi tangguh apabila kita bisa melakukan ini. Inilah yang kita tuju bapak ibu sekalian,” ujar pria yang juga menjabat Kepala BKPSDM Provinsi Bali ini.

Pihaknya juga mengingatkan bahwa saat duduk pada sebuah jabatan, tugas pokok fungsi harus dipahami serta memahami indikator dan target kinerjanya.

Untuk bergerak lebih maju dan kuat, menurutnya kerja keras sangat diperlukan. Seluruh jenjang jabatan harus menghindari kegiatan-kegiatan rutinitas. Harus berani berkreasi dalam bekerja dan di luar kebiasaan. Sehingga bisa menghasilkan dampak yang bagus khususnya bagi masyarakat.

"Tidak terjebak rutinitas. Tidak terjebak pada persoalan administratif. Fokus pada target kinerja karena pada hakikatnya reformasi birokrasi adalah mewujudkan kinerja bagi organisasi perangkat daerah,” kata Lihadnyana.

Lihadnyana menjelaskan kolaborasi diperlukan untuk mewujudkan Buleleng yang kuat. Seperti penanganan kemiskinan ekstrem. Ini sebenarnya adalah tugas dari Bappeda karena di sana sumber perencanaan.

Akan tetapi, Bappeda tidak bisa bekerja sendiri. Perlu sinergi antar perangkat daerah. Perangkat daerah lain bisa membantu seperti Dinas Sosial mengenai pendataan, Dinas Perkimta untuk rehab rumah, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, dan dinas-dinas lainnya.

"Semua bisa bergerak bersama. Termasuk kekuatan sosial lainnya seperti pemanfaatan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari perusahaan-perusahaan. Ini untuk membantu pengentasan kemiskinan ekstrem," pungkas dia.

Pewarta: IMBA Purnomo/Naufal Fikri Yusuf

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023