Plt. Direktur RS Bali Mandara dr. Ketut Suarjaya mengatakan khusus delegasi G20 yang dirujuk ke rumah sakit itu tak perlu melakukan pendaftaran terlebih dahulu seperti masyarakat umum, melainkan langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Biasanya pasien umum lewat lobi, lalu pendaftaran, kemudian ke poliklinik, baik di lantai dua, lantai satu. Sedangkan alur untuk KTT G20 ini khusus nanti lewat IGD," kata Suarjaya di Denpasar, Kamis.
Suarjaya menjelaskan bahwa alur ini merupakan upaya khusus agar delegasi G20 dapat langsung mengakses IGD, mengingat umumnya mereka akan dirujuk jika dalam keadaan darurat.
Selain alasan tersebut, alur juga dirangkai untuk mengantisipasi jika RS Bali Mandara penuh di hari tersebut, karena selama puncak G20 tak ada penutupan bagi masyarakat umum.
Baca juga: RS Bali Mandara jelaskan kasus mata biru bocah Buleleng
"Kami tetap jalankan layanan lainnya karena alur pasien berbeda, kecuali yang IGD tentu ada pemisahan di sana. Tapi kalau yang umum biasanya melalui jalur pendaftaran di depan, karena IGD dengan pendaftaran itu berbeda jalurnya," ujar Suarjaya.
Lebih lengkap, ketika nantinya delegasi G20 dibawa dalam keadaan darurat maka RS Bali Mandara telah menyiapkan dokter spesialis khususnya anestesia selama 24 jam di IGD.
"Dari sana (IGD) aksesnya bisa ke ruang operasi lantai dua atau ICU, kemudian ruang rawat inap lantai empat. Itu kami sudah bangun alurnya sehingga tidak akan tercampur dan tetap memberikan pelayanan kepada semua masyarakat tidak hanya untuk G20 saja," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali itu.
Rumah sakit yang terletak di Kota Denpasar ini merupakan salah satu dari tujuh rumah sakit rujukan bagi delegasi G20. Suarjaya menyebut, RSBM bahkan telah menyiapkan fasilitas dan keperluan lainnya sejak Januari 2022.
"Kami sudah siap 100 persen. Bulan Januari sudah mulai dipersiapkan sehingga hal-hal kecil yang perlu ditambahkan kami tambahkan, seperti ruang dekontaminasi, ruang rawat inap juga karena VVIP harus terstandar," ujarnya.
Baca juga: RSUD "Bali Mandara" Denpasar hadirkan layanan kedokteran nuklir
Di RS Bali Mandara sendiri telah disiagakan tenaga medis seperti 77 dokter spesialis, 32 dokter umum, 495 perawat hingga bidan dan tenaga kesehatan pendukung lainnya.
Mereka juga memiliki 207 tempat tidur yang disiapkan sebanyak lima untuk delegasi VVIP, dan tambahan 11 tempat tidur untuk VIP, juga terdapat ruang isolasi terkait COVID-19.
Rumah sakit rujukan itu juga didukung dengan 12 ICU dan ICCU yang diatur untuk delegasi yang mengalami gangguan kesehatan, dan persiapan-persiapan tersebut telah dikoordinasikan secara rutin dengan Kementerian Kesehatan.
Selama perhelatan KTT G20, RS Bali Mandara juga dilibatkan sebagai tim survailans serta pemeriksaan COVID-19 bersama enam rumah sakit lainnya.
Di luar rumah sakit, Suarjaya mengutus dua tim di lokasi G20 yaitu di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan venue kawasan Nusa Dua yang diisi ICU mini dengan dokter spesialis jantung, anestesia, spesialis dalam, spesialis bedah, dan perawat. Mereka dibekali ambulans dan bersiaga selama tujuh hari dalam 24 jam.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Biasanya pasien umum lewat lobi, lalu pendaftaran, kemudian ke poliklinik, baik di lantai dua, lantai satu. Sedangkan alur untuk KTT G20 ini khusus nanti lewat IGD," kata Suarjaya di Denpasar, Kamis.
Suarjaya menjelaskan bahwa alur ini merupakan upaya khusus agar delegasi G20 dapat langsung mengakses IGD, mengingat umumnya mereka akan dirujuk jika dalam keadaan darurat.
Selain alasan tersebut, alur juga dirangkai untuk mengantisipasi jika RS Bali Mandara penuh di hari tersebut, karena selama puncak G20 tak ada penutupan bagi masyarakat umum.
Baca juga: RS Bali Mandara jelaskan kasus mata biru bocah Buleleng
"Kami tetap jalankan layanan lainnya karena alur pasien berbeda, kecuali yang IGD tentu ada pemisahan di sana. Tapi kalau yang umum biasanya melalui jalur pendaftaran di depan, karena IGD dengan pendaftaran itu berbeda jalurnya," ujar Suarjaya.
Lebih lengkap, ketika nantinya delegasi G20 dibawa dalam keadaan darurat maka RS Bali Mandara telah menyiapkan dokter spesialis khususnya anestesia selama 24 jam di IGD.
"Dari sana (IGD) aksesnya bisa ke ruang operasi lantai dua atau ICU, kemudian ruang rawat inap lantai empat. Itu kami sudah bangun alurnya sehingga tidak akan tercampur dan tetap memberikan pelayanan kepada semua masyarakat tidak hanya untuk G20 saja," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali itu.
Rumah sakit yang terletak di Kota Denpasar ini merupakan salah satu dari tujuh rumah sakit rujukan bagi delegasi G20. Suarjaya menyebut, RSBM bahkan telah menyiapkan fasilitas dan keperluan lainnya sejak Januari 2022.
"Kami sudah siap 100 persen. Bulan Januari sudah mulai dipersiapkan sehingga hal-hal kecil yang perlu ditambahkan kami tambahkan, seperti ruang dekontaminasi, ruang rawat inap juga karena VVIP harus terstandar," ujarnya.
Baca juga: RSUD "Bali Mandara" Denpasar hadirkan layanan kedokteran nuklir
Di RS Bali Mandara sendiri telah disiagakan tenaga medis seperti 77 dokter spesialis, 32 dokter umum, 495 perawat hingga bidan dan tenaga kesehatan pendukung lainnya.
Mereka juga memiliki 207 tempat tidur yang disiapkan sebanyak lima untuk delegasi VVIP, dan tambahan 11 tempat tidur untuk VIP, juga terdapat ruang isolasi terkait COVID-19.
Rumah sakit rujukan itu juga didukung dengan 12 ICU dan ICCU yang diatur untuk delegasi yang mengalami gangguan kesehatan, dan persiapan-persiapan tersebut telah dikoordinasikan secara rutin dengan Kementerian Kesehatan.
Selama perhelatan KTT G20, RS Bali Mandara juga dilibatkan sebagai tim survailans serta pemeriksaan COVID-19 bersama enam rumah sakit lainnya.
Di luar rumah sakit, Suarjaya mengutus dua tim di lokasi G20 yaitu di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan venue kawasan Nusa Dua yang diisi ICU mini dengan dokter spesialis jantung, anestesia, spesialis dalam, spesialis bedah, dan perawat. Mereka dibekali ambulans dan bersiaga selama tujuh hari dalam 24 jam.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022