Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI memberikan bantuan berupa alat daur ulang sampah pada Bank Sampah Kedas Mesari di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali sebagai upaya menjaga kebersihan pesisir laut di wilayah tersebut.
"Bantuan yang diberikan sangat kami rasakan manfaatnya dan semoga ke depan pengelolaan sampah di Bank Sampah kami semakin baik," kata Ketua Bank Sampah Kedas Mesari Desa Tembok, Dewa Wili Asmawa, saat ditemui setelah mengikuti acara Sosialisasi dan Bimtek Bantuan Sarana/Prasarana Pusat Daur Ulang di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP di Buleleng, Selasa.
Ia mengatakan, pengelolaan sampah melalui program Bank Sampah telah berdampak positif bagi masyarakat Desa Tembok. Pemilihan sampah organik dan non organik, hingga peningkatan nilai ekonomi telah dilakukan. Dari yang telah dilakukan, nampaknya masih menyisakan masalah yang belum dapat dituntaskan oleh pengurus Bank Sampah Kedas Mesari.
"Sampai saat ini, masih ada residu sampah plastik yang belum bisa olah, seperti kantong plastik dan plastik multi layer pembungkus makanan. Jumlahnya perdua minggu residu itu bisa mencapai 150 kg. Residu yang tidak bisa diolah itu kami bawa ke TPA milik Pemkab Buleleng," ungkap dia.
Baca juga: 200 ASN Pemkab Buleleng ikuti pelatihan transformasi digital
Dewa Wili juga menyampaikan, residu sampah plastik, masih dapat diolah dan bisa mempunyai nilai ekonomi. Pengolahannya dengan cara dicacah kecil dan selanjutnya dicetak menjadi papan plastik.
Dengan adanya bantuan mesin cacah plastik dan mesin pres/cetak papan, dari Direktorat Pendayagunaan Pesisir dam Pulau-pulau Kecil, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, KKP RI, dapat mengurangi jumlah residu sampah plastik yang harus dibawa ke TPA.
"Satu set alat ini mempunyai daya produksi hingga 50 kg dalam dua minggu. Setengahnya bisa kita olah menjadi papan plastik. Papan-papan ini akan diolah menjadi meja, kursi dan lainnya sehingga bisa menjadi unit usaha baru di Bank Sampah kami," katanya.
Selain mendapatkan bantuan satu set mesin pres papan plastik, Bank Sampah Kedas Mesari juga mendapat bantuan satu unit kendaraan roda tiga dan bangunan tempat penampungan sementara.
Bank Sampah Kedas Mesari, Desa Tembok, menjadi satu-satunya desa di Bali yang mendapatkan bantuan alat pengelolaan sampah dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Baca juga: UI perkuat sistem informasi di Desa Patas Buleleng
Bantuan ini diberikan kepada desa yang berada di pesisir laut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut, terutamanya sampah anorganik. Sampah anorganik seperti plastik sangat berdampak buruk terhadap kelangsungan ekosistem laut.
Perwakilan KKP RI, Tia Nurbaida Nurbaiti, mengatakan program ini merupakan amanat dari Perpres Nomor 83 Tahun 2018 terkait Penanganan Sampah di Pesisir. "Kita harapkan dengan bantuan mesin ini penanganan sampah data tuntas dari sumbernya," katanya.
Dari program ini, diharapkan hingga 2025 nanti 70 persen sampah di pesisir laut dapat tertangani dengan baik. Dengan kondisi ini, ekosistem laut akan menjadi lebih terjaga dari polusi sampah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Bantuan yang diberikan sangat kami rasakan manfaatnya dan semoga ke depan pengelolaan sampah di Bank Sampah kami semakin baik," kata Ketua Bank Sampah Kedas Mesari Desa Tembok, Dewa Wili Asmawa, saat ditemui setelah mengikuti acara Sosialisasi dan Bimtek Bantuan Sarana/Prasarana Pusat Daur Ulang di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP di Buleleng, Selasa.
Ia mengatakan, pengelolaan sampah melalui program Bank Sampah telah berdampak positif bagi masyarakat Desa Tembok. Pemilihan sampah organik dan non organik, hingga peningkatan nilai ekonomi telah dilakukan. Dari yang telah dilakukan, nampaknya masih menyisakan masalah yang belum dapat dituntaskan oleh pengurus Bank Sampah Kedas Mesari.
"Sampai saat ini, masih ada residu sampah plastik yang belum bisa olah, seperti kantong plastik dan plastik multi layer pembungkus makanan. Jumlahnya perdua minggu residu itu bisa mencapai 150 kg. Residu yang tidak bisa diolah itu kami bawa ke TPA milik Pemkab Buleleng," ungkap dia.
Baca juga: 200 ASN Pemkab Buleleng ikuti pelatihan transformasi digital
Dewa Wili juga menyampaikan, residu sampah plastik, masih dapat diolah dan bisa mempunyai nilai ekonomi. Pengolahannya dengan cara dicacah kecil dan selanjutnya dicetak menjadi papan plastik.
Dengan adanya bantuan mesin cacah plastik dan mesin pres/cetak papan, dari Direktorat Pendayagunaan Pesisir dam Pulau-pulau Kecil, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut, KKP RI, dapat mengurangi jumlah residu sampah plastik yang harus dibawa ke TPA.
"Satu set alat ini mempunyai daya produksi hingga 50 kg dalam dua minggu. Setengahnya bisa kita olah menjadi papan plastik. Papan-papan ini akan diolah menjadi meja, kursi dan lainnya sehingga bisa menjadi unit usaha baru di Bank Sampah kami," katanya.
Selain mendapatkan bantuan satu set mesin pres papan plastik, Bank Sampah Kedas Mesari juga mendapat bantuan satu unit kendaraan roda tiga dan bangunan tempat penampungan sementara.
Bank Sampah Kedas Mesari, Desa Tembok, menjadi satu-satunya desa di Bali yang mendapatkan bantuan alat pengelolaan sampah dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Baca juga: UI perkuat sistem informasi di Desa Patas Buleleng
Bantuan ini diberikan kepada desa yang berada di pesisir laut. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut, terutamanya sampah anorganik. Sampah anorganik seperti plastik sangat berdampak buruk terhadap kelangsungan ekosistem laut.
Perwakilan KKP RI, Tia Nurbaida Nurbaiti, mengatakan program ini merupakan amanat dari Perpres Nomor 83 Tahun 2018 terkait Penanganan Sampah di Pesisir. "Kita harapkan dengan bantuan mesin ini penanganan sampah data tuntas dari sumbernya," katanya.
Dari program ini, diharapkan hingga 2025 nanti 70 persen sampah di pesisir laut dapat tertangani dengan baik. Dengan kondisi ini, ekosistem laut akan menjadi lebih terjaga dari polusi sampah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022