Perdana Menteri Republik Indonesia ke 5, Muhammad Natsir meninggalkan jejaknya di dunia pendidikan di Kabupaten Jembrana, Bali lewat peletakan batu pertama pembangunan MI Mujahidin.
"Sampai sekarang batu yang diletakkan M.Natsir sebagai pondasi bangunan tersebut masih ada," kata Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mujahidin,
Hidayati, di Negara, Senin.
Ia mengatakan, pondasi pertama pembangunan MI Mujahidin tersebut sampai sekarang masih digunakan sebagai penopang ruang kelas di atasnya.
Sejak awal berdiri, ia mengatakan, sekolah yang berlokasi di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara ini memang diperuntukkan pendidikan madrasah, sesuai dengan pendiri dan guru-guru pertama yang berasal dari kalangan ulama dan ustadz.
Baca juga: Kabupaten Jembrana lolos "50 kota cerdas"
"Dari awal memang diperuntukkan bagi pendidikan madrasah. Kami, generasi saat ini melanjutkan apa yang sudah dikonsepkan sejak awal dari pendiri sekolah ini," katanya.
Ketua Yayasan Mujahidin H. Zahrudin menambahkan, saat ini madrasah ibtidaiyah tersebut memiliki 420 murid yang berasal dari Kelurahan Loloan Barat dan sekitarnya.
"Apa yang sudah dirintis tokoh-tokoh di sini sangat bermanfaat untuk masyarakat. Sampai sekarang MI Mujahidin masih eksis dan terus menebarkan ilmu sesuai konsep pendidikan madrasah," katanya.
Saat perayaan hari jadi ke 70 yang diisi dengan berbagai kegiatan, pihak sekolah di hadapan murid beserta orang tuanya membacakan sejarah berdirinya MI Mujahidin, termasuk disebutkan peletakan batu pertama pembangunan sekolah tersebut dilakukan Muhammad Natsir.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Sampai sekarang batu yang diletakkan M.Natsir sebagai pondasi bangunan tersebut masih ada," kata Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mujahidin,
Hidayati, di Negara, Senin.
Ia mengatakan, pondasi pertama pembangunan MI Mujahidin tersebut sampai sekarang masih digunakan sebagai penopang ruang kelas di atasnya.
Sejak awal berdiri, ia mengatakan, sekolah yang berlokasi di Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara ini memang diperuntukkan pendidikan madrasah, sesuai dengan pendiri dan guru-guru pertama yang berasal dari kalangan ulama dan ustadz.
Baca juga: Kabupaten Jembrana lolos "50 kota cerdas"
"Dari awal memang diperuntukkan bagi pendidikan madrasah. Kami, generasi saat ini melanjutkan apa yang sudah dikonsepkan sejak awal dari pendiri sekolah ini," katanya.
Ketua Yayasan Mujahidin H. Zahrudin menambahkan, saat ini madrasah ibtidaiyah tersebut memiliki 420 murid yang berasal dari Kelurahan Loloan Barat dan sekitarnya.
"Apa yang sudah dirintis tokoh-tokoh di sini sangat bermanfaat untuk masyarakat. Sampai sekarang MI Mujahidin masih eksis dan terus menebarkan ilmu sesuai konsep pendidikan madrasah," katanya.
Saat perayaan hari jadi ke 70 yang diisi dengan berbagai kegiatan, pihak sekolah di hadapan murid beserta orang tuanya membacakan sejarah berdirinya MI Mujahidin, termasuk disebutkan peletakan batu pertama pembangunan sekolah tersebut dilakukan Muhammad Natsir.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022